Liburan di Kota Tua Jakarta, Wisatawan Mengeluh Lokasi Dipenuhi Pedagang Kaki Lima dan Angkot
Masa libur sekolah dan libur akhir tahun dimanfaatkan warga untuk mengunjungi tempat-tempat wisata.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa libur sekolah dan libur akhir tahun dimanfaatkan warga untuk mengunjungi tempat-tempat wisata.
Salah satu tujuan wisata di Jakarta yang diserbu oleh masyarakat adalah kawasan kota tua.
Mereka yang datang ke sini bukan hanya warga Jakarta namun juga pengunjung dari luar Jakarta yang sedang berlibur di Ibukota.
Ramainya pengunjung yang datang ke kawasan wisata sejarah kota tua membawa berkah bagi Pedagang Kaki Lima (PKL).
Ratusan PKL turun ke jalan untuk menjajakan dagangan mereka.
Baca: Kritik terhadap Penataan Tanah Abang Berdatangan, Ini Pembelaan Sandiaga Uno
Mulai dari pedagang makanan, pedagang minuman dan pedagang aksesoris tampak menggunakan bahu jalan dan trotoar sebagai tempat berdagang.
Pengunjung yang ramai, PKL yang turun ke jalan dan trotoar, parkir liar, angkot ngetem dan volume kendaraan yang tinggi di kawasan kota tua membuat kemacetan tidak terhindarkan.
Bahkan ekor kemacetan sampai ke Jalan Gajah Mada yang mengarah ke kota tua.
Ketika dikonfirmasi kepada para PKL yang turun ke jalan dan trotoar untuk berdagang, mereka mengaku terpaksa memanfaatkan keramaian masa libur untuk meraup keuntungan.
"Terpaksa karena di lokasi binaan jalan cengkeh sepi, dagangan gak laku," kata Mabruri, seorang PKL es selendang mayang dan makanan khas Betawi.
Menurut Mabruri, lokasi binaan jalan cengkeh hanya menang dari segi tempat namun kalah dalam jumlah pengunjung.
"Lokbin jalan cengkeh menang tempat doang, kurang sosialisasi ke pengunjung," kata Mabruri.
Lain halnya dengan Qomariah, pedagang pecel dan gorengan. Ia mengaku turun ke jalan untuk berdagang karena ikut-ikutan.