Masuki Tahun Politik 2018, Waspadai Sentimen SARA kata Ahmad Syafii
Bagi bangsa Indonesia, tahun 2018 ini diproyeksikan sebagai tahun politik. Hal ini seiring dengan degelarnya 171 Pilkada yang terdiri dari 17 provinsi
Editor: Toni Bramantoro
“Sehingga masyarakat kita akan diberikan pelajaran bahwa sesungguhnya elit politik ada yang tipenya provokator atau ada elit yang tipenya memberikan solusi dan inovasi. Sehingga masyarakat dapat menilai. Karena kalau saya perhatiak nselama ini semuanya mau benar sendiri tanpa ada dialog, tanpa ada mana yang substansial dan mana yang sebenarnya hanya basa-basi saja,” kata peraih Doktoral dari International Institute for Asian Studies (IIAS), Universitas Laiden, Belanda ini
Kemudian untuk mencegah agar masalah agama ini jangan dibawa ke ranah politik pria yang juga Peneliti Senior di Badan Litbang dan Diklat, Kemenag ini melihat bahwa sesungguhnya orang-orang yang memiliki kepentingan kelompok dari masing-masing agama untuk tidak lagi memperkeruh suasana.
Karena selama ini kedua belah pihak baik yang agamawan dan anti agama itu sama-sama melakukan hal-hal yang memprihatinkan.
“Kepada semua kelompok kelompok agama dan juga kelompok kelompok anti agama jangan memanas-manasi. Coba perhatikan itu yang melempar isu-isu kebencian-kebencian. Persoalannya biasanya yang kelompok agama ini berani mati. Kalau yang anti agama ini tidak berani mati. Itu dia masalahnya dan harus diwaspadai,” ujarnya.
Pria yang juga turut serta dalam melakukan program deradikalisasi bersama BNPT ini juga berharap peran serta dari mantan-mantan kombatan untuk turut memberikan syiar kepada kelompoknya terdahulu dan masyarakat pada umumnya agar jangan mudah terprovokasi jika ada kelompok-kelompok yang menghebuskan masalah agama dalam pesta politik nantinya.
“Saya lihat teman-teman para mantan kombatan ini banyak yang bisa dilibatkan. Di tahun 2018 dan 2019 nanti semua harus seperti itu.Kalangan-kalangan LSM-LSM yang liberal juga harus diajak dan diundang. Ini jangan dibiarkan. Karena dari mulut-muut mereka inilah biasanya lebih didengar oleh kelompoknya. Untuk itu mari kita jaga tahun 2018 ini sebagai tahun yang damai anti kekerasan dan anti radikalisme,” paparnya.