Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ditawari Investor Bangun Jalur Tambahan LRT Tanpa Biaya, Sandi Mengaku Sempat Heran

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno mengaku heran dengan tawaraan investor PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI).

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Ditawari Investor Bangun Jalur Tambahan LRT Tanpa Biaya, Sandi Mengaku Sempat Heran
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Proyek LRT (light rapid transit) Cawang-Dukuh Atas di Kawasan Jalan HR RAsuna Said, Jakarta Selatan, terus dikebut, Selasa (26/12/2017). Proyek tersebut rencanya akan terus berlangsung hingga 2018 mendatang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com,Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno mengaku heran dengan tawaraan investor PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI).

PT Ratu Prabu Energi Tbk dikatakan Sandiaga, memberikan tawaran pembangunan jalur tambahan Light Rail Transit (LRT) sepanjang lebih 200 KM di wilayah DKI dan sekitarnya.

Baca: Jumlah Penumpang yang Naik Kereta di Stasiun Pasar Senen Turun 2 Persen

"Baru pertama kali memberikan proposal kepada kami. Kami sangat mendukung karena saya sampai tanya 5 kali Pak Bur Maras (PT.Ratu Prabu Energi), apakah ini membutuhkan dana Pemprov karena ini sangat besar," kata Sandi di GOR Remaja, Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (6/1/2017).

Nantinya, ujar Sandi, kerjasama yang dibentuk menggunakan skema B To B atau Business to Business.

Pemprov tidak mengeluarkan dana namun hanya bertugas memberikan kemudahan perizinan dan regulasi.

Berita Rekomendasi

"Beliau sampaikan ini skemanya B To B yang dibutuhkan dari Pemprov hanya agar kita memberikan kemudahan regulasi, insentif dari segi perizinan, jadi itu saja yang diinginkan dari Pemprov," jelas Sandi.

Lebih lanjut, Sandi mengatakan, Presiden Direktur PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI), Bur Maras menyatakan Pemprov DKI Jakarta sama sekali tak dikenakan biaya subsidi berupa Public Service Obligation (PSO).

"Pemprov tidak diharapkan mengeluarkan biaya, saya sampai tanya apakah kita memerlukan PSO karena LRT yang lain itu membutuhkan PSOnya, Pak Bur Maras sampaikan beliau tidak memerlukan PSO, tapi nanti kita lihat, kita juga menginginkan realistis, orang mau invest di DKI harus kita buka kesempatannya, kita ingin lapangan kerja tercipta dan kemacetan tersolusikan," ucap Sandi.

Diketahui, total investasi yang dipersiapkan sebesar mencapai lebih 25 M dolar atau sekira 320 T lebih dan dibagi dalam 3 tahapan pembangunan yang berlangsung pada 2020-2025.

"Total investasinya sekitar 25 M dolar selama lima tahun mulai tahun 2020 sampai 2025. Terbagi 3 total dana yang akan digalang sekitar 320 triliun," ujar mantan pengusaha ini, (4/1/2017).

Sandi menyatakan dirinya bermimpi Jakarta akan menjadi kota besar lain di luar negeri yang memiliki transportasi berbasis rel.

"Ini akan memastikan bahwa Jakarta punya transportasi berbasis Rel yang tidak kalah dengan kota-kota besar di luar negeri," ujar pria yang kerap mengenakan kaca mata ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas