Wasekjen Gerindra: Kenapa Anies Dilarang Mendampingi Jokowi Menyerahkan Piala Presiden 2018?
"Namanya last minute dicoret dan ditahan Paspampres," kata Wasekjen Gerindra, Andre Rosiade, kepada wartawan, Minggu (18/2/2018).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengucapkan selamat atas kemenangan Persija atas Bali United FC dengan skor 3-0 pada pertandingan final Piala Presiden 2018, Sabtu (17/2) malam.
Anies memilih membaur dengan bertemu para pemain Persija dan suporter beberapa saat setelah pertandingan usai.
"Namanya last minute dicoret dan ditahan Paspampres," kata Wasekjen Gerindra, Andre Rosiade, kepada wartawan, Minggu (18/2/2018).
Andre yang saat pertandingan ikut mendampingi Anies, menyayangkan sikap panitia, dalam hal ini Ketua Steering Committee Piala Presiden 2018 Maruarar Sirait.
Baca juga : Annisa Bahar Coret Nama Bahar di Belakang Nama Sang Putri Juwita, Kenapa?
Baca juga : 4 Potret Lisya Nurrahmi, Wanita yang Baru Saja Dinikahai Tommy Kurniawan
Semestinya, kata dia, Gubernur Anies mendampingi Presiden Joko Widodo menyerahkan Piala Presiden 2018.
Ia menyinggung perhelatan Piala Presiden 2015 lalu, dimana saat Persib menjadi juara, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil diundang naik ke panggung dalam penyerahan piala.
Pada puncak Piala Presiden 2018, lanjut Andre, Gubernur Anies sebenarnya sudah diinformasikan panitia untuk turun mendampingi Presiden Jokowi dalam penyerahan piala.
Sayangnya, di detik-detik akhir namanya dicoret. Hal itu diketahui dari laporan atau informasi ajudan Gubernur.
"Saya tahu karena saya ada disitu, dan ajudan Mas Anies langsung menginfokan ke saya. Lalu saya langsung berdiskusi dengan mas Anies. Ada juga Mas Candra Wijaya (politisi PAN). Disaat diskusi berlangsung, bang Effendi Ghazali bergabung dengan kami dan beliau menyampaikan sebagai MC Piala Presiden yang pertama, bang Effendi mengundang kang Emil dan Kang Aher turun ke lapangan untuk mendampingi Presiden Jokowi," ujar Andre.
"Akhirnya dalam diskusi kecil, mas Anies memutuskan akan turun ke lapangan setelah Presiden Jokowi selesai, lalu mas Anies langsung turun dan mengajak saya dan bang Effendi Ghazali keliling lapangan untuk bertemu pemain Persija," Andre menambahkan.
Sebelumnya, beredar surat terbuka dari The Jak bernama Dhani Firdaus dengan judul 'Kenapa Maruarar Sirait Tidak Sebut Nama Anies Baswedan di GBK?'.
Dalam suratnya, Dhani mengaku hampir lupa kapan klub favoritnya memenangkan kompetisi.
Yang jelas, malam itu ia merasa bahagia tidak tergambarkan karena menyaksikan kemenangan 3-0 Persija atas Bali United FC. Saking terharunya ia menangis karena kemenangan Persija tersebut. Ia menangis bahagia dan sedih sekaligus.
"Saya menangis yang kedua karena sedih, Mas Anies tidak disebut namanya oleh Maruarar Sirait dalam sambutannya, juga tidak diminta turun saat pemberian hadiah. Padahal yang menang itu Persija Jakarta tuan rumah pertandingan malam ini, dan Gubernur Jakarta adalah Anies Baswedan," tuturnya.
"Di tengah kesedihan itu, saya memahami, mungkin panitia ketakutan jika menyebut nama Anies Baswedan. Takut karena, Survey politik Kamis lalu menyebut bahwa Anies adalah penantang terkuat Jokowi, bahkan jika head to head, elektabilitas Jokowi hanya 49%," sambungnya.
Dhani menyatakan bahwa warga Jakarta perlu memaklumi bahwa malam itu adalah panggung milik Maruarar. Namun perlakuannya kepada Gubernur Anies justru akan membuat publik sadar, bahwa Gubernur Anies adalah ancaman serius bagi Jokowi di 2019 mendatang.