Minum Ginseng Sebungkus Rp 16 Ribu, Keesokan Harinya Pada Keliyengan, Lalu Jatuh Korban
Fenomena tewas seusai menenggak minuman keras marak terjadi di wilayah Jabodetabek.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Fenomena tewas seusai menenggak minuman keras marak terjadi di wilayah Jabodetabek.
Baru-baru ini, enam orang pemuda di Bekasi juga menjadi korban miras jenis gingseng, dua diantaranya telah tewas merenggang nyawa akibat minuman maut tersebut.
Salah satu korban selamat bernama Yasin (24), warga RT 11/01, Jatibening, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi menceritakan pengalaman pahit yang ia alami sesudah pesta miras bersama rekan-rekannya.
Waktu itu kata dia, Minggu malam (1/4), ia bersama enam orang temannya membeli sebanyak enam bungkus miras jenis ginseng.
"Pertama beli 3 bungkus dulu kayaknya terus habis, balik lagi, beli 3 bungkus lagi," kata Yasin kepada TribunJakarta.com. Rabu (4/4/2018).
Minuman pembawa petaka itu dibelinya disebuah toko minuman didaerah Komsen, Jatiasih, Kota Bekasi. Yasin mengaku baru pertama minum minuman keras jenis gingseng.
"Sebungkus Rp 16 ribu, saya baru dua kali awalnya ya biasa aja kayak minum minuman senjenislah," kata Yasin.
Namun ketika pesta berakhir, ia dan kelima temannya pulang kerumah masing-masing seperti biasa. Kebanyakan dari mereka belum merasakan apa-apa.
"Pada malam harinya abis minum paling kayak cuma mual doang, pas besoknya saya mulai pusing keliyengan, mata kabur enggak jelas," kata Yasin.
Yasin sendiri sempat di rawat di Rumah Sakit Hermina Bekasi, namun sampai hari ini, kondisi Yasin mulai berangsur membaik, ia pun sudah di bawa ke rumah untuk dilakukan rawat jalan.
"Ya sekarang si agak mendingan, waktu itu murni cuma minum gingseng enggak ada campuran apa-apa," kata Yasin.
Beruntung Yasin masih bisa selamat dari gingseng maut tersebut, namun dua rekannya Muhammad Ridwan dan Arifin tewas.
Sedangkan korban lainnya yakni Doni, Abi Bastian, dan Abu Tholib kondisinya sama harus mendapatkan perawatan di Rumah sakit. (Yusuf Bachtiar)