Sehari-hari Berprofesi Sopir Taksi Online, ST Berhasil Pacari SR Lewat Olahraga Bulutangkis
Pertemuan pertama mereka terjadi di salah satu lapangan bulu tangkis di Jakarta Barat.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA.COM - Pertengkaran hebat berujung pembunuhan sadis dilakukan ST (25) kepada calon istrinya, LR (41) pada Kamis (3/5/2018) siang.
Keduanya merupakan dua sejoli yang tengah mempersiapkan pernikahannya pada Agustus mendatang. Bahkan, pembunuhan itu terjadi satu hari setelah keduanya melakukan sesi foto prewedding.
Lantas bagaimanakah awal pertemuan keduanya hingga menjalin kasih hingga dan memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan?
LR merupakan lulusan S-2 di Australia, sedangkan ST merupakan sopir taksi online..
Kanit Reskrim Polsek Tambora, Jakarta Barat, Iptu Eko Agus menjelaskan kalau keduanya saling mengenal karena sama-sama hobi bermain bulu tangkis.
Pertemuan pertama mereka terjadi di salah satu lapangan bulu tangkis di Jakarta Barat.
"Mereka itu kenal karena sama-sama suka main bulu tangkis. Karena sering bertemu dan main bulu tangkis bareng makanya jadi dekat,"kata Eko saat dihubungi TribunJakarta.com, Minggu (6/5/2018).
"Mainnya bulu tangkisnya biasanya di daerah Jelambar. Kadang juga di daerah Pantai Indah Kapuk," tambahnya.
Lantaran memiliki kesamaan hobi itulah, keduanya yang terpaut usia 16 tahun itu semakin dekat hingga akhirnya berpacaran.
Baca: Ibu Kandung Korban: Pelaku Pembunuhan dan Pembakar Calon Istri Sudah 5 Bulan Tak Pulang
Baca: Mardani Ali Sera: Insyaallah Kami Akan Terus Teriak 2019 Ganti Presiden
"Kenalnya itu sudah lama. Tapi kalau pacarannya baru sekitar 9 bulan," kata Eko.
LR tewas ditusuk ST di kamarnya di Jalan Alaydrus, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018) siang sekitar pukul 13.00 WIB.
Untuk menghilangkan jejak, ST membuang dan membakar jasad LR di Pantai Karang Serang, Kabupaten Tangerang.
Sebelum membakar jasad korban, pelaku sempat menyimpan jasad korban di dalam mobilnya saat pulang ke rumahnya di Pekojan, Tambora, Jakarta Barat.