Cara 'Mami Papi' Prostitusi di Kalibata City Menawarkan PSK Penghuni Baru
Mulanya, mereka menawarkan jasa pijat tradisional disertai foto-foto para terapis ke penghuni baru yang terdeteksi dalam aplikasi tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- H (31) dan M (35), muncikari bisnis prostitusi online atau yang biasa dipanggil "Mami Papi" menargetkan penghuni baru Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, sebagai pelanggan pijat plus-plus.
Untuk mengetahui adanya penghuni baru, mereka menggunakan aplikasi WeChat.
"Jadi aplikasi ini punya fitur look around. Bila ada orang baru di apartemen tersebut, aplikasi ini bisa mendeteksi," kata Kanit IV Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Rovan Richard Mahenu kepada media di Polda Metro Jaya, Minggu (6/5/2018).
Mulanya, mereka menawarkan jasa pijat tradisional disertai foto-foto para terapis ke penghuni baru yang terdeteksi dalam aplikasi tersebut.
Komunikasi mami papi dengan calon pelanggan akan berlanjut melalui aplikasi chat WhatsApp.
Mereka kemudian menggiring calon pelanggan untuk menggunakan jasa wanita penghibur yang ditawarkan.
Kemudian, calon pelanggan akan diajak ke lantai atas untuk bertemu terapisnya. Mulanya, ditawarkan pijat Rp 250.000.
Namun, jika pelanggan tertarik dengan terapisnya, ditawarkan layanan ekstra.
"Awalnya Rp 250.000 untuk pijat, setelah konsumen bertemu terapisnya dan konsumen suka dengan layanan ekstra yang ditawarkan, tambah lagi jadi biayanya Rp 500.000 per satu jam setengah," jelas Rovan.
Mami Papi akan menerima uang dari pijat plus-plus tersebut. Bisnis prostitusi online berkedok pijat tradisional ini terbongkar di dua tower Apartemen Kalibata City.
Pada Minggu (6/5/2018), polisi menyita sejumlah barang bukti berupa kondom dan sejumlah uang. (Stanly Ravel)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penghuni Baru Apartemen Kalibata City Jadi Target Mami Papi Tawarkan Pijat Plus-plus",