Pemerintah Soroti Kondisi Air Tanah yang Kian Kritis
Ditemukan sebagian cekungan air tanah dalam posisi kritis disebabkan oleh pencemaran dan penyusutan volume air.
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menyoroti memburuknya kondisi air tanah di Jakarta.
Ditemukan sebagian cekungan air tanah dalam posisi kritis disebabkan oleh pencemaran dan penyusutan volume air.
Demikian diungkapkan oleh Hendra Gunawan, Kepala Balai Konservasi Air Tanah Kementerian ESDM dalam diskusi Publik yang diadakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Kementerian ESDM di Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat, Jumat (11/5/2018).
"Kini Pemerintah makin memberi perhatian besar terkait persoalan pelestarian air tanah," kata Hendra Gunawan dalam siaran pers penyelenggara diskusi yang diterima Tribunnews.com.
Ketua Panitia Kristopel Manurung mengajak masyarakat, khususnya anak muda di Jakarta melakukan gerakan pelestarian air tanah.
"Masyarakat juga harus mengupayakan pemakaian air tanah dengan seefisien mungkin mengingat kondisi cekungan air tanah di Jakarta (semakin kritis)," ujar Kristopel yang juga Koordinator Departemen Masyarakat GMKI Jakarta.
Ketua GMKI Jakarta, Agung Tamtam Sanjaya mengatakan perlu peran aktif para pemuda dan mahasiswa untuk fokus ke pelestarian air tanah.
"Air tanah ini bisa menjadi masalah di masa depan sehingga harus dicari solusi dan tindakan konkret yang dimulai dari sekarang," kata Agung Tamtam Sanjaya.
Sebelumnya dalam sebuah presentasi berjudul Pengelolaan Air Tanah di Cekungan Air Tanah Jakarta: Permasalahan dan Kemajuan Penyelesaian Masalah, Hendra Gunawan telah memaparkan sejumlah catatan penting.
Dalam presentasi yang dikutip Tribunnews dari situs IAGI itu tertulis bahwa penggunaan air tanah di wilayah CAT (cekungan air tanah) Jakarta meningkat seiring pesatnya pertumbuhan populasi dan pembangunan. Di sisi lain pelayanan perusahaan air minum tak mampu memenuhi seluruh kebutuhan warga terhadap air.
Disebutkan pula bahwa penggunaan air tanah yang berlebihan menyebabkan dampak lingkungan berupa penurunan muka air tanah (penurunan debit air tanah), penurunan muka tanah (land subsidence) dan intrusi air laut.
Hendrawan menulis dalam presentasi itu perlu upaya konservasi air tanah untuk menjaga kondisi air tanah dengan mengutamakan/meningkatkan penggunaan air permukaan.
Kemudian perlu perizinan di bidang air tanah dalam konservasi air tanah.