Guru SDN di Cimanggis Cabuli Siswa, Wawali Depok: Ini Seperti Melempar Kotoran ke Muka Saya!
"Saya benar-benar tidak terima dan sudah meminta agar guru tersebut langsung diberhentikan," kata Pradi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Warta Kota, Budi Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terungkapnya aksi cabul yang dilakukan WAR (23), guru pria di salah satu SDN di Cimanggis, Kota Depok, kepada sejumlah siswa pria kelas VI, cukup memukul Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.
Apalagi, Pemkot Depok selalu menyatakan diri sebagai Kota Layak Anak dan bahkan mendapat penghargaan Kota Layak Anak 2017 dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, tahun lalu.
Menanggapi hal ini Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna menyatakan sangat geram.
"Ini seperti ada yang melempar kotoran ke muka saya. Di tengah Depok yang berupaya mencitrakan diri sebagai Kota Layak Anak, justru perbuatan bejat dan keji terhadap anak dilakukan oleh salah satu guru dan terjadi di sekolah," tandasnya.
"Saya benar-benar tidak terima dan sudah meminta agar guru tersebut langsung diberhentikan," kata Pradi lagi, usai acara buka puasa bersama di kediamannya di Beji, Kota Depok, Rabu (6/6/2018) malam.
Menurut Pradi, guru pelaku pencabulan tersebut adalah guru honorer dan bukan berstatus PNS.
Baca: Penyegelan Ratusan Bangunan Tanpa Izin di Pulau Reklamasi Berlangsung Tanpa Perlawanan
Meski begitu, ke depan pihaknya meminta Dinas Pendidikan Kota Depok dan seluruh sekolah di Depok, lebih selektif memilih guru serta melakukan pengawasan lebih ketat dalam setiap aktivitas di sekolah baik saat jam belajar maupun di luar jam belajar.
Baca: Pemprov Banten Kebingungan Siapkan Dana Rp110 Miliar untuk THR Para PNS
"Saya sudah minta secara khusus hal itu ke Disdik, dan supaya mereka sampaikan secara tegas ke semua sekolah di Depok. Sebab perbuatan bejat semacam itu sangat tak pantas terjadi di sekolah, apalagi dilakukan oleh guru," kata Pradi.
Untuk para siswa yang jadi korban, lanjutnya, pihaknya memastikan akan melakukan pendampingan khusus untuk memulihkan kejiwaan korban yang mengalami trauma dengan trauma healing.
"Kami punya dokter, hingga psikiater anak dan sudah saya minta koordinasi dengan pihak sekolah dan Polres Depok untuk melakukan pendampingan pada siswa yang jadi korban. Sebab yang terpenting kejiwaan para siswa yang menjadi korban harus dipulihkan dan tidak menganggu perkembangan kejiwaan mereka, ke depannya," kata Pradi.
Ia juga berharap pelaku dihukum setimpal dan maksimal agar menimbulkan efek jera sehingga kasus serupa tidak terjadi lagi di Depok.