Hati-hati Modus Tukar Tas di KRL Commuterline
Tas saya hilang 31 Mei, dan sebelumnya di dalam tas ada laptop juga. Mungkin ada oknum dengan modus tukar tas.
Editor: Sanusi
Berita Ini Sudah Mengalami Ralat dari Judul Sebelumnya: "Hati-hati Modus Tukar Tas di KRL Commuterline Line"
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi kriminalitas di transportasi umum kembali terjadi. Kali ini, kasus kriminalitas tersebut terjadi di KRL Commuter Line Jabodetabek, dengan modus tukar tas saat jam sibuk.
Ramli (29), penumpang KRL yang menjadi korban tukar tas, menceritakan kejadian tersebut kepada Tribunnews.com.
Ramli mengatakan, Kamis pagi suasana di dalam KRL dari Bekasi arah Jakarta Kota cukup padat penumpang. Namun demikian, Ramli masih bisa dapat tempat duduk dan tas ransel yang dibawanya ditaruh di bagasi atas. Namun, pada saat akan turun di Stasiun Gondangdia, Ramli kaget karena tasnya yang berwarna cokelat sudah tidak ada di posisi semula.
"Di posisi yang sama, ada tas lain yang warnanya hampir serupa dengan tas milik saya. Saya bertanya ke penumpang yang duduk di sekitar apa ada yang memiliki tas tersebut. Ternyata tas tersebut tidak bertuan, tak ada satu pun penumpang di situ yang mengaku memiliki tas itu," ujarnya, Kamis (7/6/2018).
Saat itu, Ramli belum sadar sudah menjadi korban kriminalitas di atas KRL. "Saya ambil tas yang tak bertuan tersebut, karena saya pikir tas tertukar dan nanti saya bisa menghubungi pemilik tas tersebut untuk ditukar kembali," katanya.
Sampai di kantor yang berlokasi di Palmerah, Ramli penasaran dan memeriksa ada apa di dalam tas tersebut. Ternyata, di dalam tas tersebut berisi dokumen-dokumen penting seperti ijazah, CV (riwayat hidup), buku rekening atas nama Mochamad Solikhyanto, dan nomor telepon pemilik tas.
Tidak pikir panjang, Ramli langsung menghubungi pemilik tas tersebut. Namun, ketika dihubungi, si pemilik tas itu heran karena dia tidak naik kereta hari ini, dan tas tersebut sudah hilang sejak 31 Mei 2018.
"Tas saya hilang 31 Mei, dan sebelumnya di dalam tas ada laptop juga. Mungkin ada oknum dengan modus tukar tas. Nggak mungkin tas saya yang hilang di kereta seminggu yang lalu masih ada di kereta hari ini. Soalnya tiap kereta sampai pemberhentian terakhir pasti diperiksa oleh Polsus kereta," kata Ramli menirukan si pemilik tas.
Akhirnya, Ramli baru menyadari sudah menjadi korban kriminalitas. Dia langsung menelepon bagian "Lost and Found" Commuterline dengan sisa harapan mudah-mudahan tas itu bisa ditemukan petugas Commuterline. Karena di dalamnya ada dompet, kartu identitas berupa KTP, berkas-berkas resume medis, dan satu unit flashdisk.
"Yang saya khawatirkan, tas saya yang hilang itu nantinya dimanfaatkan sebagai alat untuk tukar tas dengan target tas milik penumpang yang lain," katanya.
Berbekal pengamalan tersebut, Ramli meminta penumpang KRL tetap menjaga kewaspadaan terhadap keselamatan dan barang bawaan masing-masing.