Cerita Mengharukan Siswa SMP di Depok yang Meninggal Akibat Serangan DBD
"Hafiz kemudian dilarikan ke salah satu rumah sakit di Cikarang. Namun di rumah sakit, Hafiz keburu meninggal dunia."
Editor: Choirul Arifin
Tim dokter rumah sakit, katanya, memastikan Hafiz meninggal dunia karena DBD. "Keluarga baru sadar, sebelum ke rumah mbahnya, tubuh Hafiz banyak bintik merah," cetus Tuti.
Menurut Tuti, selama dua pekan terakhir, selain Hafiz, dua warga lainnya di wilayahnya di RW 12, Kelurahan Mampang, Pancoran Mas, juga sempat terkena DBD, yakni Ismanto dan anaknya, Safira.
"Jadi warga sini sudah tiga orang kena DBD, termasuk Hafiz. Dua orang sebelumnya, Pak Ismanto dan anaknya, Safira, yang kena DBD. Mereka dirawat dan langsung ditangani di rumah sakit," beber Tuti.
Ia menjelaskan, jenazah Hafiz akhirnya dimakamkan di TPU Kalimulya, Cilodong, Depok, Selasa siang.
Sebelumnya pada Jumat (10/8/2018) dua pekan lalu, delapan warga di RW 05 dan RW 06, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Depok, juga terserang DBD hampir secara bersamaan.
Bahkan, dari delapan warga yang terkena DBD itu, empat di antaranya adalah satu keluarga, yakni pasangan suami istri dan dua anaknya. Mereka adalah anak, menantu, dan cucu dari Basarudin (66), warga RW 5, Kelurahan Kalibaru, Cilodong, Depok.
Adanya depapan warga yang terkena DBD secara bersamaan itu, diungkapkan Hotmer Sinaga, warga setempat. Bahkan, Hotmer sudah melaporkannya ke puskesmas setempat untuk diteruskan ke Dinkes Depok.
"Supaya ada tindakan dari Dinkes Depok," ucap Hotmer.
Menurutnya, empat keluarga Basarudin dirawat di puskesmas, dan empat warga lainnya yang terkena DBD, saat itu dirawat di RS Citra Medika, Kalimulya, Cilodong, Depok.
"Meski tidak sampai ada korban jiwa, warga di sini berharap ada fogging, agar penularan DBD dapat dicegah, dan tidak terjadi lagi," papar Hotmer.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok Lies Karmawati mengimbau warga sigap dan tanggap jika ada anggota keluarga yang tiba-tiba mengalami demam.
"Dan segera dibawa ke rumah sakit terdekat dan menuruti anjuran dokter," sarannya.
Hal ini, katanya, agar jika terserang DBD dapat segera dirawat dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Mengenai mulai banyaknya warga Depok yang terserang DBD mulai awal Agustus ini, kata Lies, pihaknya akan terus dan lebih mengefektifkan jumantik (juru pemantau jentik) di semua wilayah Depok.