Proses Pelunasan Belum Selesai,Delapan Rumah di Pondok Cabe Dikepung Pembangunan Tol Cinere-Serpong
8 warga Cluster Vila Asri, Pondok Cabe, Pamulang, Tangsel masih bertahan dirumahnya yang berada diantara proyek pembangunan Tol Serpong Cinere
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Sejumlah warga Cluster Vila Asri, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan masih bertahan dirumahnya yang berada ditengah-tengah proyek pembangunan Tol Serpong-Cinere.
Namun, hal itu bukanlah aksi protes warga atas pembangunan jalan tol tersebut melainkan tanah mereka tidak kunjung dilunasi oleh pengembang.
Pasalnya, pembayaran ke beberapa rumah warga mangkrak sejak tahun 2017 sebab, ada oknum yang mengaku memiliki sertifikat yang sama atas lahan itu ke Badan Pertahanan Nasional (BPN) Tangerang Selatan.
Baca: Sebut Pengalaman Buruk Saat Berpendapat Soal Prabowo Anji Manji: Katanya Enggak Baper, Tapi
"Pas awal sosialisasi kita yang diajak, waktu pengukuran juga, setelah deal-dealan harga, tiba-tiba ada yang mengaku punya sertifikat juga," ujar Arif Supriyono selaku perwakilan warga Perumahan Vila Asean Cluster Vila Asri, Sabtu (22/9/2018).
Dampak dari tersendatnya pencairan dana itu, delapan kepala keluarga pun tidak jelas nasib pembelian rumah mereka.
Padahal, proses pembangunan Tol Serpong-Cinere sudah berjalan.
Arif seorang warga bingung terhadap keadaan ini yang datang pada akhir-akhir pencairan dana, hingga menggantungkan nasib delapan kepala keluarga.
"Harusnya Juni tahun 2017 kita dipanggil, tapi kita ngga dipanggil-dipanggil. Akhirnya kita ke BPN, ternyata ada yang mengaku memiliki sertifikat juga," kata Arif.
Delapan kepala keluarga memastikan memiliki surat-surat lengkap sebagai bukti kepemilikan tanah dan rumah, selain itu warga Vila Asri ini juga mengaku tidak pernah memiliki kendala terkait kepemilikan tanah sejak awal membeli.
Arif menegaskan, sejumlah warga ini hanya ingin haknya dipenuhi untuk segera dibayarkan dan bisa mendapatkan tempat tinggal baru.
"Kami intinya tidak pernah protes dengan harga yang sudah di-appraisal, kita tidak protes saat ada pembangunan tol," kata Arif.