Guru Tak Transparan Soal Duit Opening Asian Games, Siswa SMA 46 Gelar Aksi Demo
Polemik uang operasional para pelajar yang jadi penari Opening Asian Games 2018 masih terus berlanjut.
Editor: Fajar Anjungroso
"Awal mulanya dari ribut-ribut soal selisih jumlah uang yang turun ke peserta Opening Asian Games yang potongan uangnya ya nggak wajar kalau menurut kita," kata Carissa.
Lebih lanjut, Carissa bilang ke HAI kalau belum ada itikad baik dari guru pembimbing saat diminta rincian. Padahal, pelajar telah berusaha berbicara baik-baik sampai ke kepala sekolah.
"Akhirnya 2 angkatan di sekolah aku mutusin untuk ngadain demo," tambah Carissa.
Proses koordinasi para pelajar sendiri diawali dari grup penari, lalu terus bersambung ke grup masing-masing angkatan untuk turun ke lokasi demo, yakni lapangan sekolah. Saat di lapangan para pelajar pun melakukan berbagai yel-yel dan membawa beragam tulisan tangan di karton yang menutut transparansi pengelolaan uang operasional.
Aksi demo ini sendiri merupakan keinginan bersama dari seluruh penari. Sedangkan para pelajar lain turut bersimpati atas masalah teman mereka yang menjadi penari.
Carissa sebagai ketua OSIS pun udah izin dan konsultasi terlebih dahulu ke pihak sekolah. Proses konsultasi dilakukan Carissa dengan guru BK mencari jalan tengah baiknya kayak gimana bro, karena menurutnya Carissa lah yang akan bertanggung jawab kalau ada apa-apa nantinya.
"Kalo soal diizinin, sekolah nggak bilang diizinin sih. Tadi guru-guru pas kita aksi di lapangan kayak udah memaklumi gitu. Kan mereka ngerti kita menuntut apa yang jadi hak kita," papar Carissa saat dihubungi HAI.
Ketika berusaha melakukan konfirmasi ke pihak sekolah melalui guru BK terkait aksi ini. Namun, guru bersangkutan menolak untuk dimintai keterangan karena sedang ada kegiatan.
Fyi, sebelumnya pelajar SMAN 46 Jakarta emang udah dapat nih bro selembar kertas rincian pengelolaan uang operasional dengan judul "Prediksi Dana Asian Games".
Dari rincian tersebut, total penerimaan yang didapat sekolah ialah Rp210.600.000 dengan perhitungan per pelajar mendapat Rp200.000 per pertemuan. Total ada 81 pelajar dan mereka mengikuti 13 kali pertemuan.
Selain itu, terdapat rincian soal pengeluaran yang terbagi menjadi dua, yakni Pengeluaran Siswa dan Pengeluaran Pembimbing.
Dalam rincian Pengeluran Siswa disebutkan, terdapat alokasi uang untuk makan, snack, minum, baju seragam, bis, dan transport pelajar.
Sedangkan dalam rincian Pengeluaran Pembimbing disebutkan sama, kecuali bis. Selain itu nominal transportasi pembimbing sebesar Rp200.000 per pertemuan.
Uang operasional juga dirinci untuk biaya tak terduga sebesar Rp1.300.000 dan apresiasi untuk sekolah sebesar Rp5.000.000.