Rayakan Imlek, 500 Lilin Menyala di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi
"Jadi mereka datang, berdoa, lalu menyalakan lilin, kalau ada yang belum dinyalakan berati orangnya belum datang," kata Bok Liang
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Pada perayaan Imlek tahun ini, pada Selasa (5/2/2019), Kelenteng Hok Lay Kiong di Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi menerima sebanyak 500 lilin.
Lilin-lilin tersebut sudah mulai dinyalakan sejak semalam, saat malam pergantian tahun baru Imlek.
Baca: Umat Konghucu Harapkan Kehadiran Jokowi di Perayaan Tahun Baru Imlek
Wakil Ketua Pengurus Kelenteng Hok Lay Kiong, Bok Liang mengatakan, lilin-lilin tersebut dinyalakan oleh orang yang menyumbang, mereka datang ke kelenteng sejak semalam sekaligus melakukan ritual Imlek dengan memanjatkan doa di altar patung dewa-dewi yang ada di kelenteng tersebut.
"Jadi mereka datang, berdoa, lalu menyalakan lilin, kalau ada yang belum dinyalakan berati orangnya belum datang," kata Bok Liang, Selasa, (5/2/2019).
Lilin itu nantinya akan dibiarkan menyala sampai perayaan Cap Go Meh atau 15 hari setelah perayaan tahun baru Imlek.
Pertugas kelenteng secara bergantian akan menjaga ratusan lilin tersebut agar teteap menyala.
"Jadi ada petugas yang jagain, nanti dia potongin sumbunya biar gak terlalu besar apinya, terus dibersihkan juga lilin yang netes ke lantai," kata dia.
Adapun harga dan ukuran lilin bervariasi, untuk lilin lokal mulai dari 50 kati hingga 1000 kati dengan harga Rp 900.000 sampai Rp 18.000.000.
Untuk lilin super 10 kati sampai 200 kati dengan harga Rp 250.000 hingga Rp 5.000.000. Satu kati menurut Roni, sama dengan satu inci ukuran diameter.
Untuk ukuran standar, biasanya lilin bisa menyala sampai dua pekan, sedangkan untuk lilin dengan ukuran paling besar bisa menyala sampai lebih dari tiga bulan.
"Tergantung, ada yang kita biarin nyala aja sampai lebih dari Cap Go Meh ada juga yang emang pas dua minggu sudah mati, cuma biasanya kalau ini kita biarin menyala samapi Cap Go Meh ya," ujarnya.
Ketua Yayasan Pancaran Tri Dharma, Roni Hermawan, mengatakan, pada perayaan Imlek tahun ini, jumlah lilin yang dihadirkan umat Tionghoa jauh lebih banyak dibanding hari tahun lalu.
"Tahun ini ada sekitar 500 lilin yang datang dari umat, tahun lalu itu ada sekitar 350 lilin, ada peningkatan jumlahnya," kata Roni.
Roni menambahkan, peningkatan jumlah lilin kata Roni, cukup beralasan.
Baca: Keindahan Pondok Pesantren Berbalur Budaya Tionghoa yang Didirikan Mantan Preman
Tahun ini, warga keturunan Tionghoa merasakan adanya penurunan ekonomi dan berharap dengan pemberian lilin yang dibakar saat tahun baru imlek ini dapat memperbaiki perekonomian di tahun baru.
"Ya memang jumlah lilin tahun ini meningkat. Lilin ini maknanya sebagai penerangan, simbol penerangan di tahun yang baru. Harapannya biar semua urusan diperlancar, termasuk urusan usaha mereka dalam mencari rezeki. Berharap pergantian tahun baru jadi lebih baik," katanya.
Penulis: Yusuf Bachtiar
Berita ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : 500 Lilin di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Akan Terus Menyala Sampai Perayaan Cap Go Meh