Sederet Fakta Kasus Pembunuhan Anak Punk di Pamulang: Lahan Mengamen, Diculik, dan Perencanaan
Kasus penemuan mayat di lahan kosong bekas gerai Seven Eleven, dekat persimpangan Gaplek, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) semakin terang.
Penulis: Adi Suhendi
Sebelum korban dipaksa ikut mereka, keduanya menanyakan nama seseorang kepada E dan MR.
"Saya sama korban diberentiin sama dua orang, dia nanya kenal ini ga, kita jawab ga tau kita baru sampe. Terus korban dipaksa ikut sama mereka, padahal udah nolak," kata E di Polsek Serpong.
Baca: Maling Ini Hendak Kabur dari Kejaran Warga, Lari ke Gang Buntu, Tubuhnya Babak Belur Dihajar Massa
E kemudian melaporkan hal tersebut kepada seniornya yang juga anak punk, Cimen.
"Tau dia meninggal dari medsos, grup, ada yang ngirim video tapi ciri-cirinya kaya MR. E juga ngadu ke saya kalau korban diculik," ujar Cimen.
Cimen melanjutkan, pada malam sebelumnya, Selasa 15 Januari 2019, terdapat keributan antar anak punk di wilayah Gaplek Pondok Cabe.
Ia mengaku bahwa korban tidak tahu menahu tentang keributan tersebut.
"Padahal korban juga ngga ada semalem, dia kayanya lagi ngamen untuk bantu orangtuanya," ujarnya.
Sering berpindah tempat
Kapolres Tangerang Selatan AKBP Ferdy Irawan menjelaskan lamanya proses penangkapan para pelaku dikarenakan tiga orang tersangka pembunuh anak punk itu memiliki alamat yang berbeda-beda.
"Kenapa mereka lama tertangkapnya, karena mereka tidak memiliki alamat tetap. Satu dari Jambi, satu dari Gunung Sindur, dan satu tersangka dari Sawangan, Depok," kata Ferdy di Mapolres Tangerang Selatan, Senin (4/2/2019).
Ferdy mengatakan, mereka juga kerap berpindah-pindah tempat dan tidak menggunakan alat komunikasi.
"Sehingga kami butuh waktu untuk menangkap mereka," kata Ferdy.
Ketiga pelaku ditangkap di tempat dan waktu yang berbeda.
Baca: Kentut hingga Jarang Mandi, Ternyata 6 Kebiasaan Jorok Ini Berdampak Positif Bagi Kesehatan
Ikkiusan ditangkap di perempatan Yasmin, Jalan Raya Semplak, Bogor, 19 Januari 2019.