Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Lurah Menjebak Pelaku Prostitusi Online di Apartemen Kebagusan City

"Kita jebak dengan berpura-pura menjadi pelanggan. Lalu kita bikin janji untuk bertemu," kata Leo kepada Warta Kota

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Cerita Lurah Menjebak Pelaku Prostitusi Online di Apartemen Kebagusan City
TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas
Suasana penyisiran yang dilakukan pihak pengelola dan perangkat pemerintahan Kebagusan di Apartemen Kebagusan City yang disinyalir adanya prostitusi online pada Kamis (14/3/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lurah Kebagusan, Leo Yudhantara mengungkapkan pihaknya melakukan operasi dalam rangka menjebak pelaku prostitusi online yang kerap meresahkan warga di Kebagusan City.

Seorang petugas berpura-pura menjadi calon pelanggan, tawar-menawar harga kemudian mereka membuat janji untuk bertemu.

Baca: Terbongkarnya Prostitusi Online di Apartemen Kebagusan City: Besaran Tarif Hingga 10 Orang Diamankan

"Kita jebak dengan berpura-pura menjadi pelanggan. Lalu kita bikin janji untuk bertemu," kata Leo kepada Warta Kota, Jumat (15/3/2019).

Tujuh perempuan dan dua pria diduga sebagai mucikari digiring ke pos keamanaan Apartemen Kebagusan City dan dilakukan intrograsi kepada mereka.

Leo mengungkapkan, para pelaku prostitusi online adalah penyewa unit di Apartemen Kebagusan City.

Mereka menawarkan diri melalui sejumlah aplikasi salah satunya WeChat.

"Untuk tarifnya antara Rp900 ribu sampai Rp1 juta. Mereka beroperasi sendiri-sendiri tapi sebagian diduga juga pakai mucikari yang turut diamankan semalam," ungkap Leo.

Berita Rekomendasi

Tak beda dengan praktif prostitusi di apartemen lainnya, calon konsumen biasanya diminta untuk menunggu di area taman atau dekat lobi karena setiap tower hanya bisa diakses dengan kartu.

Tak lama kemudian, calon pelanggan itu dijemput oleh si perempuan.

Mereka kemudian naik bersama ke unit tempat tinggal melalui lift.

Kepala keamanan Apartemen Kebagusan City Bernard mengatakan, penggerebekan itu dilakukan karena keberadaan para terduga pelaku prostitusi tersebut meresahkan warga lain yang tinggal di apartemen.

"Karena memang ini maunya warga juga untuk kami eksekusi, karena memang hunian banyak anak kecil, dalam artian bisa jadi contoh gak benarlah," kata Bernard.

Bernard menyebut, para terduga pelaku prostitusi tak bisa mengelak sebab pihak keamanan memiliki bukti yang kuat soal aktivitas prostitusi yang mereka jalankan.

"Kami punya data di CCTV yang satu kelompok semalam aja dia menaikkan laki-laki empat kali. Hari ini sudah 3 kali. Jadi kami ada CCTV dari lobi, ada lIft, tiap lantai ada jadi gak bisa ngelak," ujar Bernard.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas