Gagal Ikut Mudik Gratis, Nardi Terpaksa Rogoh Rp 400 Ribu untuk Tiket Bus
Pemudik yang menggunakan transportasi umum kebanyakan yang tidak dapat mengikuti program mudik gratis yang diadakan instansi karena kehabisan kuota.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Pemudik yang menggunakan transportasi umum kebanyakan yang tidak dapat mengikuti program mudik gratis yang diadakan instansi karena kehabisan kuota.
Seperti yang diungkapkan oleh Nardi (35) pemudik asal Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Dia mengaku telat mendaftar dalam program mudik gratis yang diadakan instansi untuk menuju kampung halamannya di Yogyakarta.
"Bulan lalu saya datangi kantor Dishub Kota Bekasi untuk daftar mudik gratis, tapi kuotanya sudah penuh," kata Nardi saat ditemui di Terminal Induk Kota Bekasi, Jumat (31/5/2019).
Dengan amat terpaksa, Nardi kemudian membeli tiket bus seharga Rp 400.000 per orang.
Harga tiketnya, kata dia, juga naik dari harga normal yang biasanya sebesar Rp 330.000 per orang.
"Harga tiket juga naik, tiap tahun pas lebaran sudah pasti harganya naik. Nggak cuma tiket pesawat, tiket bus juga naik," ujar Nardi.
Nardi mengatakan, tahun lalu dia memang tidak mengikuti program mudik gratis yang diadakan pemerintah.
Alasannya pun juga sama, dia telat mendapat informasi dari petugas maupun kerabatnya.
Baca: Mudik Macet, Ferry Maryadi dan Deswita Maharani Boyong Orangtua Lebaran di Jakarta
"Mungkin emang udah nasibnya mudik pakai angkutan umum, nggak ikut mudik gratis pemerintah," imbuhnya.
Senada diungkapkan oleh Yanti (53) pemudik lainnya. Saat itu Yanti memboyong dua anak sekaligus dua keponakannya menuju kampung halamannya di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Dia terpaksa menggunakan angkutan umum bus karena program mudik gratis gagal ia dapatkan.
Yanti juga terkejut, harga tiket bus naik menjadi Rp 220.000 per orang, padahal saat hari biasa tarifnya hanya Rp 180.000.
"Yah mau bagaimana lagi, daripada saya nggak pulang kampung. Nggak apa-apa deh mahal sedikit," kata Yanti.
Kepala Unit Pengendalian Operasional pada Terminal Induk Kota Bekasi Acim Maulana mengatakan pihaknya telah mengimbau kepada perusahaan otobus (PO) agar kenaikan harga tiket sebesar 30 persen.
Nilai kenaikan itu, kata dia, sudah disetujui oleh para PO menjelang lebaran.
"Sudah kita pantau di lapangan dan kenaikannya memang 30 persen dari harga normal. Kenaikan dipicu karena momen lebaran," ujar Acim.