Waspada, Ada Ancaman Kekeringan Selama 3 Bulan ke Depan di Wilayah Kabupaten Bekasi
Tiga desa di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi dilanda kekeringan sejak dua bulan terakhir.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi menyebut kekeringan yang melanda wilayah Bekasi akan berlangsung selama tiga bulan mendatang.
Hal itu terungkap setelah BPBD Kabupaten Bekasi berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),
"Beberapa waktu lalu sudah kami tanyakan mengenai lamanya fenomena ini (kemarau) ke BMKG dan pemantauan petugas diperkirakan akan berlangsung selama dua sampai tiga bulan mendatang," kata Kepala Pelaksana tugas (Plt) BPBD Kabupaten Bekasi Adeng Hudaya pada Jumat (28/6/2019).
Tiga desa di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi dilanda kekeringan sejak dua bulan terakhir. Hal ini dipicu minimnya curah hujan di wilayah setempat, sehingga berdampak pada menyusutnya pasokan air tanah.
Namun, berdasarkan catatan BPBD, terdapat empat kecamatan berpotensi kekeringan. Keempat kecamatan itu yakni Cikarang Selatan yang terdiri dari Desa Ciantra dan Desa Serang; Serang Baru (Desa Sirnajaya, Cilangkara, Nagacipta, Nagasari, dan Sukasari).
Kemudian di wilayah Bojongmangu yang terdiri dari Desa Karang Indah, Karang Mulya dan Medal Krisna); dan Kecamatan Cikarang Pusat yang terdiri dari Desa Pasirranji, Cicau, Sukamahi, dan Jayamukti.
Baca: Dibesuk Anies Baswedan, PPSU yang Viral Bilang Pengen Nasi Padang
Meski begitu, tiga desa di Cibarusah menjadi yang terparah yaitu Ridhogalih, Ridhomanah dan Sirnajati. "Sejak awal laporan kekeringan kami kirim 5.000 liter air bersih kemudian ditambah menjadi 10.000 liter. Kemudian kami tambah lagi saat ini menjadi 15.000 liter air," jelas Adeng.
Menurut dia, pendistribusian air dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi.
Baca: Ciri-ciri Mayat Perempuan yang Ditemukan dengan Tangan dan Kaki Terikat di Mustika Jaya Bekasi
Proses pengirimannya, kata dia, dilakukan menggunakan 2-3 truk tangki dan disalurkan ke warga di setiap kantor desa setempat.
"Kita kirim sesuai kebutuhan dan permintaan warga, bila ada perangkat Desa atau Camat melapor untuk minta dikirim air, secepatnya akan kita distribusikan," jelasnya.
Sejauh ini, pihaknya tidak memiliki pilihan lain untuk menanggulangi bencana kekeringan. Hal ini karena Kecamatan Cibarusah tidak memiliki sumber air yang cukup, bahkan lahan persawahan yang terhampar pun masih menggunakan sistem tadah hujan.
Kendati demikian, diakui Adeng, bencana kekeringan ini harusnya ditanggulangi dengan langkah yang berkesinambungan, mulai dari rencana jangka pendek, menengah dan panjang. Pengiriman air bersih terlalu efektif karena hanya penanggulangan instan.
"Sebetulnya perlu penanggulangan jarak menengah dan panjang, karena dari pantauan kami di lokasi, bukan tidak mungkin kekeringan meluas dan masyarakat yang membutuhkan air tentu makin tinggi," ungkapnya.
Salah satu penanggulangan jangka menengah, kata dia, adalah melakukan pengeboran sumber air di titik-titik yang rawan dilanda kekeringan.