Iwan Jadi Pasien Gangguan Jiwa di Yayasan Jamrud Biru Bekasi, Diduga Akibat Kecanduan Game
Namun, pihak Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, kemudian merekomendasikan Iwan dirujuk ke Yayasan Jamrud Biru Bekasi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Iwan Setiawan adalah pasien panti rehabilitasi orang gangguan jiwa Yayasan Jamrud Biru, Jalan Asem Sari II, Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi.
Sejak April 2019, Iwan mulai dirawat di yayasan tersebut. Awalnya, oleh keluarga dia dirawat Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Tasikmalaya.
Baca: Pengamen Gugat Ganti Rugi Polisi dan Kejaksaan : Mengaku Disiksa Hingga Tanggapan Polda Metro Jaya
Namun, pihak Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, kemudian merekomendasikan Iwan dirujuk ke Yayasan Jamrud Biru Bekasi.
Hartono, pengelola sekaligus pendiri Yayasan Jamrud Biru mengatakan, awalnya Iwan datang dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Penampilan fisik yang kurus kurang terawat serta gangguan mental yang tidak stabil.
"Dia diantar kesini, waktu itu badannya kurus, kurang terawat, mentalnya juga enggak karuan lumayan parah," kata Hartono.
Iwan mengalami gangguan jiwa cukup parah, tangannya tidak pernah berhenti bergerak seperti orang yang sedang fokus dengan gawai. Kondisi ini terus menerus dilakukan Iwan tanpa henti sepanjang hari.
Akibat keanehan ini, pihak yayasan kemudian menjulukinya Iwan Game lantaran dia, selalu menggerakkan tanggan seperti orang yang sedang bermain game.
"Dia cenderung pasif, diam disatu tempat bisa berjam-jam kaya begitu aja (gerakkan tangan seolah sedang bermain game di ponsel), kalau enggak kita pindahin, enggak akan pindah dia," ungkap Hartono.
Dibanding pasien lainnya, kondisi Iwan termasuk yang paling parah, dia tidak pernah merespon apapun ketika ditanya ataupun diajak bicara. Untuk makan dan mandi saja, dia harus dibantu disuapi dan dimandikan petugas yayasan.
"Iwan kalau kita enggak gerakkan dia enggak akan gerak, karena sudah terpaku ke tangannya, goyang-goyang jempol seolah main game," ungkap Hartono.
Selayaknya pasien lain, Iwan setiap hari diberikan pengobatan berupa jamu buatan Hartono yang terbuat dari bahan-bahan herbal. Selain itu, dia juga diberikan vitamin agar daya tahan tetap terjaga.
"Ada beberapa yang kita lakukan, terapi saraf, totok, dan juga terapi ramuan jamu dan air kelapa, pembinaan agama walaupun dia (Iwan atau pasien lain) tidak merespon, tapi pelan-pelan kita didik agar dia mengerti," ujar dia.
Khusus untuk Iwan, setiap pagi diajak berolahraga menganggkat beban, Hartono menilai, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan efek ditubuh Iwan sehingga saraf-sarafnya tangannya membaik serta dapat menghilangkan kebiasaan menggerakkan tangan.
"Makan disini empat kali sehari, pagi, siang, sore sama malam, Alhamdulillah Iwan berat badannya udah nambah temukan enggak kurus kaya waktu pertama kali datang kesini," ujar dia.