SOKSI Pertegas Posisi Ideologis Dukung Penuh Pemerintahan Jokowi
Erwin memastikan SOKSI tegak lurus mendukung pemerintahan Jokowi dalam lima tahun ke depan.
Editor: Hasanudin Aco
Kompetensi Airlangga itu tergambar pula dalam kinerjanya sebagai Menteri Perindustrian dalam Kabinet Kerja.
“Pak Airlangga pun terkategori sebagai menteri yang berhasil mengangkat kinerja kementeriannya. Beliau adalah tokoh nasional yang cakap dalam memimpin, baik di Golkar maupun di lingkungan kementerian. Saya katakan Airlangga sangat pantas memimpin kembali Golkar untuk periode 2019-2024,” tegas Erwin Ricardo.
Dari perspektif Erwin, Partai Golkar sebagai partai kebangsaan tertua di Indonesia berkewajiban menjaga marwah demokrasi yang berkarakter Indonesia, yakni demokrasi yang berakar pada nilai-nilai musyawarah untuk mufakat.
Dalam konteks inilah, apabila ada keputusan organisasi yang ditempuh secara aklamasi, maka itulah tipologi demokrasi khas Indonesia.
Jadi, kata dia, adalah hal yang normal jika pada Munas Golkar 2019 menetapkan kembali secara aklamasi Airlangga Hartarto sebagai Ketum Partai Golkar.
“Voting dalam demokrasi bersifat niscaya. Namun, demokrasi Indonesia menyediakan tahapan sebelum voting, yakni musyawarah untuk mufakat. Jadi, aklamasi adalah hasil akhir dari proses alamiah demokrasi ala Indonesia. Dan itu memiliki derajat yang juga tinggi yang lahir dari sebuah kesepakatan dan kemufakatan bersama secara kolektif ,” ungkap Erwin Ricardo.
Terhadap peluang Airlangga Hartarto memimpin Golkar untuk lima tahun berikut, Erwin mengaku optimis dan yakin, sebab Airlangga telah terbukti mampu mengawal kebijakan Presiden Jokowi dalam jalur yang tepat.
Di bawah kepemimpinan Airlangga, lanjut Erwin Ricardo, Partai Golkar menjadi kekuatan utama dalam mengawal pembangunan nasional yang dinahkodai oleh Presiden Jokowi.
Golkar dalam masa kepemimpinan Airlangga mampu berperan sebagai penjaga dan pengawal stabilitas politik nasional.
Di masa mendatang, Erwin Ricardo, mengingatkan bahwa bangsa Indonesia dihadapkan pada ancaman riil disintegrasi nasional, sebagai akibat dari tabrakan kepentingan korporasi multinasional.
Oleh karena itu, Partai Golkar pun memerlukan kepemimpinan yang kuat, kapabel, dan kompatibel, serta memenuhi landasan moral Partai Golkar yang di atur dalam AD/ART organisasi yaitu prinsip PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, dan Tidak Tercela) dalam arti yang sebenar-benarnya.
“Intinya Partai Golkar memerlukan kepemimpinan yang tangguh dalam artian cakap, kapabel, dan kompatibel, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh Airlangga selama ini,” ungkap Erwin Ricardo.