Polisi Belum Temukan Tanda Kekerasan yang Jadi Penyebab Kematian Paskibraka Aurel
"Dari hasil penyelidikan yang kami lakukan, keterangan sudah kita rangkaikan semua. Kita belum menemukan adanya aksi penganiayaan," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Aurel meninggal pada masa pelatihan Paskibraka Tangsel.
Orang tuanya menyebut Aurel mendapat perlakuan kontak fisik semacam tamparan dan cubitan semasa pelatihan.
Aurel bahkan disebut pernah disuruh memakan jeruk beserta kulitnya saat berlatih.
"Tentu kasus ini sudah menjadi atensi nasional menjelang tanggal 17, tentu publik bertanya-tanya, ini ada apa belum bisa diungkap. Nah itu salah satu tujuan kami menanyakan itu," ujar Komisioner KPAI, Jasra Putra, di Mapolres Tangsel, Serpong, Senin (12/8/2019).
Jasra juga mendorong pihak kepolisian untuk merilis hasil penyelidikan kasus meninggalnya Aurel yang sudah meminta keterangan 30 orang itu.
"Dan saya sudah berkoordinasi dengan Kasat Reskrim terkait perkembangan-perkembangan itu, tapi tentu ini harus dirilis ke publik, biar nanti publik tahu," ujarnya.
Bagi KPAI, kasus Aurel merupakan peringatan bagi kepala daerah lain yang sedang melakukan pembinaan kepada calon Paskibraka (Capaska) yang akan meamandu pengibaran bendera pada uupacara kemerdekaan 17 Agustus mendatang.
"Dan menjadi warning juga kepada pemerintah daerah yang bekerja dengan anak dan mengkarantinakan anak di kabupaten kota atau provinsi, di manapun untuk melihat dan memperhatikan aspek-aspek perlindunhan anak termasuk bagaimana kode etik berhadapan dengan anak. Termasuk senior berduaan di tempat sepi, ini kan kode etik," jelasnya.
KPAI Usul Pelatih Paskibraka Dilakukan oleh TNI
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, mendesak pihak Pemkot Tangerang Selatan dan sekolah AQ (16) melakukan perbaikan sistem pelatihan paskibraka.
Salah satu perbaikannya, kata dia, meminta pihak TNI untuk melatih paskibraka.
"KPAI meminta pelatih paskibra dilakukan oleh TNI, cek kesehatan pada pagi dan setelah selesai latihan terhadap pasukan 8, 17 bahkan kalau perlu 45, serta perhatian terhadap asupan gizi," kata Jasra, pada konferensi pers di kantor KPAI, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2019).
Alasan KPAI mengusulkan pelatih paskibraka dari TNI, sebab aparat keamanan tersebut dinilai lebih profesional.
"Ya karena lebih profesional. Kita lihat, tindakan yang dilakukan seniornya AQ sekarang? Kan seperti itu hasilnya," jelas Jasra.