Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Suhardi Alius: Yang Menjadi Pemersatu Bangsa itu Adalah Tokoh Masyarakat

Para tokoh baik itu tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh intelektual, tokoh pemuda yang ada di Indonesia ini harus bisa bersatu

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Suhardi Alius: Yang Menjadi Pemersatu Bangsa itu Adalah Tokoh Masyarakat
ist
Focus Group Discussion (FGD) mengenai Scenario Planning Workshop on Indonesia yang digelar oleh Gerakan Suluh Kebangsaan, di Hotel JS Luwansa, Jumat malam (16/8/2019). 

“Saya berterima kasih kepada teman-teman di Suluh Kebangsaan ini. Kami siap terus-menerus untuk mendampingi. Dan jangan sungkan Pak, karena  kami akan terus mensupport apapun mengenai langkah langkah untuk kebaikan negeri ini,” ujarnya.

Sementara itu Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Prof Dr Mahfud MD ,megatakan menerangkan pihaknya  pada FGD ini sengaja mengundang Kepala BNPT. Karena radikalisme itu menurutnya sangat dekat sekali dengan terorisme.

“Batasnya tidak jauh. Seorang radikal itu, kalau ada kesempatan dan kalau sudah ‘bensinnya’ cukup itu ujungnya ke teror, kan begitu. Itulah sebabnya dari 15 tokoh yang kami undang salah satunya kami mengundang Kepala BNPT, pak Suhardi Alius. Ini agar kami mendapatkan informasi mengenai bagaimana peta sebenarnya yang ada di hadapan kita tentang gerakan terorisme dan radikalisme ini.,” papar Prof Dr. Mahfud MD, SH, SU, usai acara tersebut

Lebih lanjut mantan Ketua Mahkamah Kosntitusi ini menjelaskan, Gerakan Suluh Kebangsaan ini sendiri adalah satu gerakan yang ingin membangun kesadaran berbangsa dan bernegara tanpa intoleransi, tanpa teror,  kemudian juga mencari peta peta masalah yang harus dihadapi secara bersama-sama

Dari para tokoh tersebut pihaknya juga melakukan tukar menukar informasi. Dimana kalau ada informasi informasi lain lalu di cocokkan apakah sama informasi yangdiperolehnya itu dengan informasi yang diperoleh BNPT seperti masuknya dana-dana dari pelarian orang-orang di luar negeri yang di sana yang dikejar-kejar oleh pemerintahnya misalnya lagi pergi ke Indonesia  dan sebagainya.

“Kita minta informasi, dan alhamdulillah cocok. Pandangan cocok kemudian informasinya itu nampaknya ada benang merah tentang itu. Artinya sebenarnya kita kalau mau ya punya peta peta jalan yang perlu dipertanjang yang tentu saja untuk turut menanggulangi persoalan ini. itu saja sebenarnya,” kata pria yang juga Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini.

Oleh karena itu setelah mendapatkan pejelasan dari Kepala BNPT  tersebut maka pihaknya pada malam itu juga langsung berkumpul untuk meramu semua yang telahdibicarakan sejak Jumat siang sampai malam terhadap langkah-langkah yang akan diambil berikutnya.

Berita Rekomendasi

“Kita ramu, kita klasifikasi masalahnya, klasifikasi langkah-langkahnya, kemudian nanti kita akan melanggkah lebih lanjut.  Hari ini kan scanario planning, besok berikutnya kita akan masuk ke strategic planning. Sehingga lebih jelas langkahnya, Tapi jelas bahan dari pak Suhardi dan yang lain-lain tadi sangat bagus,” ujar mntan Menteri Pertahanan ini.

Seperti diketahui, dalam FGD tersebut setidaknya menghadirkan 15 tokoh yang juga pakar pada bidangnya masing-masing termasuk Kepala BNPT sendiri.

Mereka diantaranya adalah Rektor  Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Cendikiawan Muslim, Dr. Alwi Shihab, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhamadiyah, Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si, Tokoh Nahdatul Ulama Dr. Ir. H. Salahuddin Wahid, pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian Noor Huda Ismail, Pendidik Najelaa Shihab, Alissa Wahid, Romo Benny Susetyo dan beberapa tokoh lainnya.

Mereka diminta memberikan pandangannya untuk merumuskan langkah-langkah terbaik untuk menangkal radikalisme dari sudut pandang segala bidang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas