Cerita Musa, Tukang Tambal Ban yang Dulu Ikut Membangun Hotel Indonesia yang Digagas Soekarno
Pada tahun 1952, Musa memutuskan untuk merantau ke Jakarta demi mencari pengalaman sekaligus kehidupan yang lebih baik.
Editor: Hasanudin Aco
"Anak saya melarang saya tapi dari kecil saya enggak bisa diem. Jadi mau terus kerja," katanya.
Jadi Kuli Bangun Hotel Indonesia
Pada tahun 1952, Musa memutuskan untuk merantau ke Jakarta demi mencari pengalaman sekaligus kehidupan yang lebih baik.
Berdasarkan kesaksiannya, pria asal Semarang itu pun memulai hidupnya di Jakarta sebagai seorang kuli bangunan.
Tak main-main, ia menjadi kuli untuk membantu pembangunan Hotel Indonesia yang digagas oleh Presiden pertama RI, Bung Karno.
Hotel Indonesia dibangun tahun 1962 untuk menyambut Asian Games IV.
Baca: Kronologis Mantan Bupati Garut Aceng Fikri Terjaring Razia Satpol PP di Hotel
Musa terlibat untuk membangun Hotel yang dirancang oleh arsitek Abel Sorensen dan Istrinya, Wendy, asal Amerika Serikat itu.
Kenangnya, kebanyakan tenaga ahli saat pembangunan itu merupakan orang asing.
Sedangkan orang pribumi, kala itu, hanya bekerja sebagai pekerja kasar.
"Saya jadi kuli, ngangkat-ngangkat yang berat. Ngaduk semen hingga melakukan plester dinding," ujarnya.
Membangun hotel itu, akunya, berlangsung lama lantaran alat-alat berat tak secanggih sekarang.
"Perlu bertahun-tahun bangun hotel itu. Karena enggak secanggih sekarang alat-alatnya. Istilahnya kalau dulu 7 tahun sekarang bisa sangat cepat," terangnya.
Saat dulu, ia dibayar dengan menggunakan koin setiap selesai bekerja.
"Dulu upahnya masih koin bukan uang kertas. Sekarang kuli kan udah ratusan ribu sekali kerja," terangnya.