Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Curhatan Lies, Pemilik Rumah Nyempil di Apartemen Mewah: Sulit Air hingga Tolak Uang Rp 3 miliar

Curhatan Lies, Pemilik Rumah Nyempil di Apartemen Mewah: Sulit Air hingga Tolak Uang Rp 3 miliar

Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Daryono
zoom-in Curhatan Lies, Pemilik Rumah Nyempil di Apartemen Mewah: Sulit Air hingga Tolak Uang Rp 3 miliar
KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA
Kondisi Rumah Ibu Lies yang Dikelilingi Gedung Apartemen Thamrin Executive, Jalan Kebon Melati, Jakarta Pusat, Sabtu (20/9/2019). 

Curhatan Lies, Pemilik Rumah Nyempil di Apartemen Mewah: Sulit Air, Tolak Uang Rp 3 miliar

TRIBUNNEWS.COM - Lies, pemilik rumah yang nyempil di tengah bangunanan apartemen mewah mengungkapkan curahan hatinya.

Rumah reyot Lies tepatnya berada di  tengah tower Apartemen Thamrin Executive Residence, Jalan Kebon Kacang, Kampung Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sekilas rumah reyot milik Lies tak tampak lantaran setengah bangunan rumahnya tertutup tembok yang menutupi.

Lies mengakui jika dirinya merupakan satu-satunya orang yang memilih untuk mempertahankan rumahnya ditangah himpitan yang memaksanya untuk pindah.

Ia menceritakan jika rumahnya tersebut sempat ditawar hingga Rp 3 miliar namun ia tetap menolak tawaran tersebut.

Baca: Lies Tolak Tawaran Rp 3 Miliar dan Tetap Tinggal di dalam Rumah Reyot yang Dikepung Apartemen Mewah

Baca: Kisah Sungadi Berbobot 140 Kg dari Sragen, Dulu Pernah Masuk Septic Tank karena WC Ambrol

Rumah Lies
Rumah Lies (Kompas.com)

"Iya benar (pernah ditawar Rp 3 miliar dan satu unit apartemen). Tapi saya tidak mau dibayar berapa pun rumah ini saya tidak sudi dibeli. Mereka mah cuma mau kuasai tanah ini. Ini tumpah darah saya di sini, saya lahir, sampai gede begini ada di rumah ini. Pokoknya rumah ini nyaman dan saya sayang dengan rumah ini," ujar Lies dikutip dari kompas.com.

Berita Rekomendasi

Dirinya tak mau pindah lantaran rumah reyot miliknya tersebut memiliki sejarah hidup baginya.

Rumah tersebut merupakan rumah pemberian nenek moyangnya sejak dulu.

Setiap kenangan yang ia miliki sejak dirinya kecil pun ada di rumah reyot nan usang itu.

Baca: Duta Uni Papua: Sepakbola Bukan Cuma Permainan tapi Pembentukan Karakter dan Sarana Perdamaian

Baca: Selain RKUHP dan RUU KPK, DPR RI Juga Segera Sahkan RUU Pertanahan, Sejumlah Guru Besar Protes

Ditinggalkan oleh tetangganya satu per satu tak membuat semangat Lies luntur untuk mempertahankan rumah itu.

Kemudian Lies menceritakan jika seberapa banyak uang yang dia miliki tak akan bisa menggantikan kenangan yang telah dilaluinya.


Baginya uang bukanlah segalanya.

Selain rumah ini, ternyata Lies juga sudah memiliki banyak uang dari usaha indekosnya.

Lies mengtakan jika dirinya punya usaha indekos yang ada di Kebon Pala dan Taman Mini.

Tak hanya itu, bahkan, ia mengaku juga memiliki rumah mewah di Bandung dan Tangerang.

Baca: Kisah Sungadi Berbobot 140 Kg dari Sragen, Dulu Pernah Masuk Septic Tank karena WC Ambrol

Baca: Rumah Dinas Perhubungan Laut di Aimere Terbakar, Ini Penjelasan Polisi

Selain itu, Lies bercerita, setiap hari ia harus berbagi jatah air dengan apartemen yang menyediakan air bagi para penghuninya.

Namun seringkali dia justru tidak mendapat air bersih itu.

"Semua disedot sama apartemen, saya tak pernah kebagian air bersih," ujar Lies

Ibu berusia 64 tahun ini harus membeli air isi ulang untuk mandi, mencuci baju, dan piring.

Setiap harinya, ia harus membeli 20 hingga 25 galon ke rumahnya.

Galon yang ia beli digunakan untuk mengisi kekosongan persediaan air.

"Ya kalau buat nyuci-nyuci, saya beli air isi ulang sama tetangga saya dengan harga Rp 7.000-an, kalau air aqua asli palingan buat minum, saya beli Rp 18.000 lah," kata Lies.

Air isi ulang itu biasanya diangkut oleh suaminya.

Namun, terkadang dirinya mengangkat air isi ulang ini.

Baca: Rico Ceper Jadi Korban Rampok Rugi Rp 14 Juta, Kaca Mobil Dipecah dan Tas Dicuri Saat Shalat Jumat

Baca: Kasus Orangtua Paksa Anak Mengemis di Aceh: Hasilnya Dibelikan Sabu, Dirantai Jika Tak Bawa Uang

Selanjutnya ia menceritakan jika dirinya sempat diminta untuk membayar parkir hingga ratusan ribu per bulan.

"Pernah dimintai untuk Rp 500.000 mobil dan Rp 300.000 motor per bulannya. Saya tidak mau, akhirnya sekarang gratis. Enak saja mereka minta-minta ke saya, orang ini tanah juga tanah nenek moyang saya," kata Lies dengan nada tinggi.

Di sisi lain, keberadaan rumah Lies saat ini dirasa tidak menganggu penghuni apartemen lainnya.

"Tidak, tidak ada yang mengeluhkan (penghuni) ke kami," kata Emy, salah satu customer service.

Emy mengemukakan, dia tidak tahu bagaimana ceritanya rumah milik Lies itu tetap berada di tengah komples apartemen tersebut.

"Itu (rumah) sudah ada sejak serah terima dari developer kepada manajemen pengelola. Jadi kami tidak tahu-menahu (soal rumah itu)," ujar Emy melalui sambungan telepon yang dikutip dari kompas.com.

Emy pun enggan menanggapi pertanyaan soal penawaran satu unit apartemen hingga uang Rp 3 miliar yang pernah disampaikan pihak apartemen kepada Lies. "Saya tidak tahu, yang jelas setelah ini terbangun pihak developer telah serah terima ke kami, rumah itu memang sudah ada," tuturnya.

(Tribunnews.com/Anugerah Tesa Aulia/Kompas.com/Cynthia Lova)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas