Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cuaca Panas dan Terik, BPBD DKI Ingatkan Masyarakat Waspada Penyakit ISPA dan Bakar Sampah

Menanggapi cuaca terik yang terjadi di Jakarta, Kapusdatin BPBD DKI Jakarta Muhammad Ridwan mengingatkan soal kegiatan pembakaran sampah.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Cuaca Panas dan Terik, BPBD DKI Ingatkan Masyarakat Waspada Penyakit ISPA dan Bakar Sampah
Tribun Pontianak/ Hadi Sudirmansyah
Ilustrasi tugu Khatulistiwa di kota Pontianak (Tribun Pontianak/ Hadi Sudirmansyah) 

Penjelasan BMKG

Akhir-akhir ini, suhu udara di sebagian wilayah Indonesia terasa panas.

Terkait hal tersebut, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, memberikan penjelasan.

Diketahui suhu udara panas dominan terjadi di wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan lainnya.

Melalui keterangan tertulis yang diterima Tribunnews via aplikasi pesan WhatsApp, Senin (21/10/2019), Miming menjelaskan mengapa suhu udara saat siang hari terasa terik.

Sejak Sabtu (19/10/2019), BMKG telah mencatat suhu udara maksimum bisa mencapai 37 derajat Celcius.

Baca: Info BMKG: Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Perairan Indonesia hingga Selasa 22 Oktober 2019

Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Besok, Selasa 22 Oktober 2019: Banda Aceh Diprediksi Hujan Malam Hari

Sementara pada Minggu (20/10/2019), tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi mencatat suhu maksimum tertinggi, yaitu:

Berita Rekomendasi

1. 38,8 derajat Celcius di Stasiun Meteorologi Hasanuddin, Makassar

2. 38,3 derajat Celcius di Stasiun Klimatologi Maros

3. 37,8 derajat Celcius di Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera

Tak hanya itu, stasiun-stasiun meteorologi di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara mencatat suhu udara panas maksimum terukur berkisar di angka 35-36,5 derajat Celcius pada periode 19 hingga 20 Oktober 2019.

Lebih lanjut, Miming mengungkapkan suhu udara panas erat kaitannya dengan fenomena gerak semu matahari.

"Seperti yang kita ketahui pada bulan September, matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan bumi selatan hingga bulan Desember."

"Sehingga pada bulan Oktober ini, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan," terangnya dalam keterangan tertulis.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas