Cuaca Panas dan Terik, BPBD DKI Ingatkan Masyarakat Waspada Penyakit ISPA dan Bakar Sampah
Menanggapi cuaca terik yang terjadi di Jakarta, Kapusdatin BPBD DKI Jakarta Muhammad Ridwan mengingatkan soal kegiatan pembakaran sampah.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Lebih lanjut, Miming menjelaskan kondisi tersebut menyebabkan radiasi matahari di wilayah tersebut menjadi lebih banyak.
Sehingga menyebabkan suhu udara saat siang hari terasa panas dan terik.
Tak hanya itu, kondisi atmosfer di wilayah selatan Indonesia relatif kering.
Sehingga menghambat pertumbuhan awan yang bisa berfungsi menghalangi panas matahari.
"Minimnya tutupan awan ini akan mendukung pemanasan permukaan yang kemudian berdampak pada meningkatnya suhu udara," ujar Miming.
Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi selama satu satu minggu.
Karena itu, Miming mengimbau masyarakat yang terdampak cuaca panas agar minum air putih cukup untuk menghindari dehidrasi.
Juga mengenakan pakaian yang melindungi kulit saat beraktivitas di luar ruangan.
"Waspadai (juga) aktivitas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi karhutla," tandas dia.
Mencegah Heat Stroke saat Udara Panas dan Terik
Cuaca panas yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia beberapa hari terakhir membuat gerah dan berpotensi membawa risiko bagi kesehatan.
Satu diantaranya adalah heat stroke.
Mengutip mayoclinic.org, heat stroke adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh badan yang terlalu panas.
Biasanya terjadi karena paparan yang lama atau aktivitas fisik yang dilakukan dalam lingkungan bertemperatur tinggi.