Instalasi Gabion di Bundaran HI Bikin Anak Buah Anies Berbantah-bantahan
Gabion merupakan batu berbagai ukuran yang disusun dan ditahan menggunakan rangka besi. Ada tiga instalasi yang diletakkan secara berdampingan
Editor: Fajar Anjungroso
Naufal menyampaikan Pemprov DKI ingin berkomunikasi dengan Riyanni soal instalasi gabion. Sementara Suzi menerima masukan dari Riyanni dan mengaku tidak mengetahui bahwa itu batu karang.
"Beliau bilang gini, dia tidak tahu bahwa yang dia taruh itu adalah batu karang. Yang dia tahu, ketika proyek itu disetujui, pembangun proyek itu memesan batu tersebut dari toko batu dan itu yang dikirim oleh toko batunya," kata Riyanni mengutip keterangan Suzi.
Menurut Riyanni, Pemprov DKI harus menyampaikan ke publik soal asal muasal batu karang tersebut beserta buktinya.
Dia juga mengusulkan Pemprov DKI menggelar focus grup discussion (FGD) dengan pihak yang punya keahlian soal terumbu karang dan membuat standard operating procedure (SOP) pembuatan lansekap atau instalasi.
Bantahan Pemprov DKI
Suzi sendiri membantah bahwa bahan material instalasi gabion adalah batu karang. Menurut dia, batu yang mereka gunakan adalah batu gamping.
"Menanggapi informasi selama beberapa hari ini viral penggunaan terumbu karang di instalasi gabion, saya nyatakan itu tidak benar. Yang kami gunakan adalah batu gamping," kata Suzi, Minggu kemarin.
Menurut Suzi, Dinas Kehutanan mengetahui bahwa itu batu gamping setelah berdiskusi dan berkoordinasi dengan geolog dan akademisi dari Universitas Indonesia (UI).
Dosen Geologi FMIPA UI Asri Oktavioni menjelaskan, batu yang digunakan dalam instalasi gabion bukan batu karang melainkan batu gamping.
Menurut Asri, batu gamping adalah terumbu karang yang jutaan tahun lalu ada di laut, kemudian mati dan mengalami proses geologi yang disebut mineralisasi dan kristalisasi.
"Posisinya pun sekarang bukan di pantai, tapi di gunung. Kalau tahu penambangan di Tuban, di Lamongan, di Gresik (Jawa Timur), nah itu dia pemanfaatannya seperti itu," kata Asri.
Batu gamping, lanjut Asri, biasa dipakai untuk keramik dan dinding mal atau hotel. Namun, ukurannya lebih kecil.
Dia menyebut penggunaan batu gamping tidak melanggar aturan konservasi terumbu karang.
"Enggak ada melanggar konvervasi atau melanggar ekosistem dan segala macam. Jadi ini batu biasa yang sangat-sangat umum didapatkan di toko batuanlah," ujar Asri.