Limbah TV sampai Kulkas yang Hanyut di Pintu Manggarai Laku sampai Rp 100 Ribu
Mayoritas sampah yang datang adalah limbah rumah tangga, seperti styrofoam,plastik, dan kayu.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - UPK (Unit Pelaksana Kebersihan) Badan Air Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat Didi S berujar, volume sampah di Pintu Air Manggarai cukup tinggi, yaitu 900 kubik.
Mayoritas sampah yang datang adalah limbah rumah tangga, seperti styrofoam,plastik, dan kayu.
Sampah yang menumpuk di Pintu Air Manggarai usai hujan deras yang melanda Jakarta pada Rabu (1/1/2020) terdiri dari berbagai macam, seperti TV, tabung gas, bahkan kulkas.
Momen ini dimanfaatkan warga untuk mengambil barang-barang yang dinilai masih bermanfaat, seperti kulkas dan TV.
Sulami, misalnya, pascabanjir besar yang melanda Jakarta, ia datang ke Pintu Air Manggarai untuk sekedar menonton warga mengambil barang-barang yang dinilai masih berguna di tumpukan sampah Pintu Air Manggarai.
"Saya ke sini liat-liat aja. Senang aja lihat warga sini ngambilin barang-barang dari pintu air. Tuh lihat, ada koper jalan dari sana. Nantinya jadi inceran warga sini" ujar Sulami.
Sulami menjelaskan, nantinya barang-barang yang diambil ini akan dijual kembali oleh warga.
"Kebanyakan warga ngambil TV,kulkas, sama tabung gas.Lumayan buat dijual lagi ke rongsokan," tambahnya.
Ia menambahkan, harga TV dan kulkas yang dijual mentah ke rongsokan sebesar Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu.
"Sistemnya siapa cepat, dia dapat. Makanya momen ini sangat ditunggu sama warga," ungkapnya.
Begitu juga dengan Benjon, warga Kelurahan Penggangsaan, yang memanfaatkan momen ini untuk mengambil barang-barang rumah tangga yang hanyut akibat banjir di Pintu Air Manggarai.
Baca: Viral! Nekat Terobos Banjir Seeekor Kuda Mati, Sang Kusir Pingsan Hingga Dilarikan ke Rumah Sakit
"Nih, saya dapat 3 galon bekas sama helm. Lumayan dijual lagi, kalau dijual ke rongsokan, dapat Rp 15 ribu per galon," tambahnya.
Dari pantauan, terlihat warga menunggu di Pintu Air Manggarai untuk mengambil barang-barang rumah tangga hanyut di antara tumpukan sampah pada Kamis (2/1/2020) pukul 3 siang.
Benjon menambahkan, ia menggeluti kebiasaan ini sudah lama, apalagi ketika sedang musim banjir.
"Saya dulu sering ke sini buat ambil barang-barang bekas yang masih bisa dijual. Sekarang udah jarang, jadinya cuma nontonin warga sama ambil barang yang kecil-kecil aja," tambahnya.
Mayoritas warga yang menunggu di Pintu Air Manggarai adalah anak-anak dan orang dewasa.
"Nih aku nemu helm sama TV. Lumayan buat dijual lagi, buat jajan," ujar salah satu anak ketika ditemui Kompas.com di Pintu Air Manggarai.
Kisah dari Pintu Air Manggarai, Warga Rebutan Sampah Kiriman untuk Dijual Lagi
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah dari Pintu Air Manggarai, Warga Rebutan Sampah Kiriman untuk Dijual Lagi"