BPBD DKI Sebut 6 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir di Ibu Kota
"Korban yang tercatat sampai saat ini, itu masih tercatat 6 orang, di seluruh Jakarta menurut catatan kita," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta M Ridwan mengungkapkan, berdasarkan data sementara yang telah dihimpun, pihaknya mencatat sebanyak enam orang meninggal dunia akibat banjir yang melanda wilayah Ibu Kota.
Korban meninggal dunia karena hanyut terbawa derasnya banjir, tersengat listrik dan juga karena sakit.
Baca: Warga Sebut Ada Orang Tak Dikenal Mencuri Barang di Rumah Korban Banjir dan Longsor di Bogor
"Korban yang tercatat sampai saat ini, itu masih tercatat 6 orang, di seluruh Jakarta menurut catatan kita, diluar Jabodetabek ya. Ada dari Cipinang Melayu 2 orang, dari Kemayoran 1, dari Tanah Abang 1, dan sebagiannya lagi di Jakarta Timur," ujarnya ketika dihubungi tribunnews.com, Jumat (3/1/2020).
Ridwan mengatakan pihaknya masih terus melakukan konfirmasi kepada stakeholder terkait jumlah korban yang meninggal dunia akibat banjir.
Untuk diketahui, data korban meninggal dunia yang dikeluarkan BNPB pada Kamis (2/1/2020) untuk wilayah DKI Jakarta berbeda dengan BPBD Jakarta.
Menurut laporan yang dikeluarkan BNPB, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir di Jakarta mencapai 9 orang.
BNPB mencatat dari total 30 orang yang meninggal dunia di seluruh Jabodetabek, sebanyak 7 korban ada di Jakarta Timur dan masing-masing satu orang korban meninggal di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.
Namun demikian, M Ridwan selaku Kapusdatin BPBD DKI Jakarta berjanji akan mengkonfirmasi jumlah korban meninggal yang dirilis BNPB karena jumlah tersebut tidak sesuai dengan catatan Pemprov DKI Jakarta.
"Kami akan konfirmasi ke BNPB dia memperoleh data dari mana, karena data yang dikeluarkan BPBD itu 6, mungkin dia dapat data itu dari Stakeholder yang lain yang belum masuk ke BPBD, nanti akan kita konfirmasi dan kita komplain datanya," ujarnya.
Ridwan mengatakan, perbedaan data tersebut terjadi karena ada kemungkinan korban di luar wilayah Jakarta juga tercatat dalam data instansi tersebut.
Hal itu terjadi karena bisa saja korban yang meninggal di lokasi perbatasan antara Jakarta dan wilayah lain tercatat, sehingga data korban meninggal di Jakarta bertambah dari yang sebenarnya.
Baca: Blusukan ke Tangerang, Iriana Jokowi Bagikan Bantuan ke Warga Terdampak Banjir
"Yang kita khawatir itu biasanya data dari daerah penyanggah itu masuk DKI, misalnya daerah-daerah yang sudah dekat ke Jakarta padahal dia sudah masuk Bekasi, sehingga dimasukkan ke Jakarta, nanti kita akan konfirmasi (lagi) ke dinas kesehatan," kata Ridwan.
Hingga saat ini, Ridwan mengatakan pihaknya masih terus melakukan evakuasi warga dan mendata jumlah korban, baik warga maupun tempat tinggal yang terendam banjir.