Penyebab Gedung Ambruk di Jakarta Versi Basarnas, Pemkot DKI hingga Pakar UGM Bicara Kekuatan Beton
Gedung bisa ambruk di Jakarta, ini kata Basarnas dan Pemkot DKI Jakarta, sementara pengamat UGM bicara kekuatan beton
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Miftah
"Agak aneh bangunannya sampai terkelupas dari besinya. Kalau pekerjaan bagus, enggak mungkin terkelupas," kata Heru.
"Setelah polisi (menyelidiki), kami cek penyebabnya," lanjutnya.
Setelah ambruknya gedung empat lantai ini, Heru mengimbau para pemilik bangunan memerhatikan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi dalam melaksanakan proyek pembangunan.
Kekuatan Beton atau Manipulasi?
Dari artikel yang pernah dimuat di laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, seorang pakar bangunan pernah membahas penyebab dari suatu gedung bisa roboh.
Artikel tersebut diterbitkan pada 5 Juli 2011 dengan judul Banyak yang Roboh, Bangunan Beton Tidak Sesuai Standar.
Meskipun artikel menyoroti dampak dari gempa membuat gedung roboh, arsitek UGM, Ir. Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng., Ph.D, menjelaskan mengenai kualitas bangunan yang tidak sesuai dengan standar bangunan beton dapat menyebabkan robohnya bangunan tersebut.
Lebih jauh Yoyok menambahkan ketidaktahuan masyarakat tentang standar kelayakan bangunan beton menjadikangedung atau rumah yang didirikan tidak mampu menahan goncangan dan getaran gempa.
"Banyak bangunan beton tidak layak karena minimnya informasi dan pengetahuan atau barangkali memang terkendala biaya," katanya.
Yoyok juga tidak menepis bahwa robohnya bangunan disebabkan oleh adanya manipulasi takaran penggunaan material beton yang kerap ditemui dalam sejumlah proyek.
Padahal, material dan struktur bangunan beton sangat efektif menjadikan kokohnya sebuah bangunan.
Sementara itu, dosen Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM, Prof. Dr. Ir. Imam Satyarno, menuturkan beton masih menjadi bahan yang paling banyak digunakan dalam konstruksi sipil.
Namun, beton mudah rusak pada lingkungan yang agresif, meliputi lingkungan fisik, kimia, biologi dan mekanika.
Satyarno menjelaskan beban dinamik, tumbukan dan berlebih menjadi faktor rusaknya struktur bangunan beton.