Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Kota Depok Imbau Warganya Tidak Rayakan Hari Valentine

Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna, mengimbau warga Depok menjauhi perayaan Hari Valentine.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pemerintah Kota Depok Imbau Warganya Tidak Rayakan Hari Valentine
popsugar.com
Ilustrasi Hari Valentine 2020 

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Pemerintah Kota Depok menerbitkan sejumlah edaran yang isinya mengimbau masyarakat agar tidak menyarakan Hari Valentine yang jatuh pada hari ini, Jumat (14/2/2020).

Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna, mengimbau warga Depok menjauhi perayaan Hari Valentine.

Menurut politikus Gerindra itu, kasih sayang tak perlu diakumulasi dan dirayakan spesial pada Hari Valentine.

Ia bilang, kasih sayang dilakukan setiap hari kepada sanak famili dan kolega.

"Jadi pertanyaannya, apakah sesuai dengan norma budaya kita? Kalau memang tidak pas dan nanti banyak mudharatnya, ya jangan dilaksanakan," ujar Pradi di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Kamis siang.

"Bisa sampai begadang bisa sampai pagi hura-hura itu bukan gaya kita," imbuh dia.

Baca: Kumpulan Quotes Romantis Berbahasa Inggris untuk Rayakan Hari Valentine, Cocok jadi Status di Sosmed

Pradi menjadikan "hura-hura" dan "begadang sampai pagi" sebagai alasan mengapa perayaan Hari Valentine sebaiknya dijauhi.

Berita Rekomendasi

Ia beranggapan, Hari Valentine kerapkali dirayakan secara berlebihan sehingga berpotensi "melanggar kaidah-kaidah agama".

"Kekhawatirannya itu, dirayakan berlebihan sampai tidak kenal waktu. Kami mengantisipasi, kami hindari, hal-hal yang pada akhirnya banyak mudharatnya," ujar dia.

"Yang dilarang oleh agama, kita secara umum sudah tahu itu, tidak perlu saya sebutkan lagi itu," pungkas Pradi.

Imbauan untuk pelajar hingga pengelola hotel dan mal

Imbauan menjauhi perayaan Valentine diterbitkan setidaknya tiga dinas Pemkot Depok.

Alasan "membangun karakter yang berakhlak mulia" dan "agar terhindar dari kegiatan yang bertentangan dengan norma agama, sosial, dan budaya" digaung-gaungkan dalam edaran-edaran itu.

Dinas Pendidikan Kota Depok, misalnya.

Dalam edaran yang ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Mohammad Thamrin pada Rabu lalu, Dinas Pendidikan Kota Depok meminta sekolah negeri maupun swasta melakukan tiga hal yang intinya tak merestui para pelajar merayakan Hari Valentine 2020.

"1. Mengimbau peserta didik tidak merayakan Valentine Day, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah;

2. Para pengawas, kepala sekolah, dan guru agar melakukan pengawasan dan pemantauan kegiatan peserta didiknya masing-masing;

3. Agar kepala sekolah dan guru serta komite sekolah untuk menanamkan sikap dan perilaku karakter/kepribadian dengan melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia."

Lalu, Pemkot Depok juga merilis edaran sejenis kepada pejabat lokal hingga pengelola mal, Kamis kemarin.

Dinas Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) melayangkan edaran bernomor 149/397-DPAPMK kepada camat dan lurah se-Kota Depok.

Dalam edaran itu, Kepala DPAPMK, Nessi Annisa Handari meminta agar lurah dan camat menyiapkan dua langkah:

"1. Menghimbau ketua RW dan RT di wilayah binaannya untuk melakukan imbauan kepada warganya agar tidak melaksanakan Valentine Day di lingkungannya masing-masing;

2. Melaksanakan pemantauan di wilayahnya masing-masing."

Edaran berikutnya meluncur dari kantor Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata.

Edaran itu dilayangkan kepada pengelola hotel, mal, dan sanggar seni "dalam rangka menjunjung tinggi budaya asli Indonesia dan membangun karakter bangsa yang berakhlak mulia".

Isinya, tiga pemangku kepentingan itu diimbau tak menyelenggarakan perayaan Hari Valentine "yang berpotensi merusak norma agama, sosial, dan budaya".

Ketiganya pun diminta berkoordinasi dengan pihak terkait dalam mengamankan penyelenggaraan kegiatan "yang bersifat keramaian".

Langkah di didukung parlemen.

Ketua DPRD Kota Depok, Teungku Muhammad Yusufsyah Putra menyatakan sepakat dengan langkah Pemerintah Kota Depok. Ia menyebutnya agar para remaja "berkumpul yang bermanfaat".

"Dan segala sesuatunya diatur untuk menghindari suasana kebahagiaan dengan berkumpul yang ramai dan berbuat sesuatu yang tidak berguna," ujar pria yang akrab dipanggil Putra itu kepada wartawan di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Kamis.

Hari Valentine secara umum dimaknai sebagai momen untuk merayakan kasih sayang. Perayaan Hari Valentine memiliki sejarah yang panjang, bahkan sejak zaman Yunani Kuno.

Dalam perkembangannyanya, Hari Valentine dilihat sebagai perayaan budaya, agama, dan komersial bernunasa kasih sayang dan cinta romantis.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketika Depok Menghindari Perayaan Hari Valentine"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas