Dua Cawagub DKI Sepakat Solusi Atasi Banjir: Mengawinkan Konsep Naturalisasi dan Normalisasi
Firdaus mengemukakan pertanyaan soal konsep naturalisasi dan normalisasi yang ia sebut sama-sama baik, tapi punya karakteristik berbeda
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Bioteknologi Lingkungan UI Firdaus Ali jadi salah satu panelis debat canangan PSI yang libatkan dua cawagub DKI, Ahmad Riza Patria dan Nurmansjah Lubis.
Debat ini diselenggarakan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (6/3/2020).
Baca: Cawagub Riza Patria: Sebagian Penyebab Banjir karena Warga Jakarta Punya Banyak Vila di Bogor
Firdaus mengemukakan pertanyaan soal konsep naturalisasi dan normalisasi yang ia sebut sama-sama baik, tapi punya karakteristik berbeda.
Disampaikan, konsep normalisasi adalah betonisasi pada bagian pinggir sungai.
Air dialirkan cepat untuk dibuang ke laut.
Sedangkan konsep naturalisasi yang dicanangkan Gubernur DKI Anies Baswedan lebih mengacu pada estetika, menata pinggiran sungai supaya air terserap optimal ke dalam tanah.
Tapi konsep naturalisasi disebut tidak cocok dengan kondisi Jakarta yang sudah alami penurunan tanah.
"Naturalisasi dan normalisasi baik, tapi punya karakteristik lain," kata Firdaus.
Firdaus pun bertanya kepada kedua cawagub, apa langkah konkret mereka untuk menangani banjir Jakarta.
Menjawabnya, Nurmansjah menilai konsep naturalisasi adalah program jangka panjang yang memang tak bisa dirasakan langsung.
Ia mencontohkan penggunaan tanaman bambu yang dikombinasi pohon jarak, dianggap ampuh membantu penyerapan air.
"Tanemin bambu dikombinasi dengan pohon jarak. Bambu itu lima tahun kuat sekaligus strukturnya kuat. Bambu itu juga bisa menyaring kotoran, tapi itu long term," kata dia.
Tapi dia sadar 13 sungai yang melintang di Jakarta tak bisa seluruhnya menerapkan konsep naturalisasi.