Film Horor jadi Pemicu Siswi SMP Bunuh Bocah, KPI: Harus Dipikirkan Pengaturan Media Baru Ramah Anak
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio menyebut, tayangan yang mengandung unsur kekerasan akan membuat penontonnya terpengaruh.
Penulis: Nuryanti
Editor: Ifa Nabila
![Film Horor jadi Pemicu Siswi SMP Bunuh Bocah, KPI: Harus Dipikirkan Pengaturan Media Baru Ramah Anak](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-film-horor-chucky-dan-tkp-pembunuhan-bocah-oleh-remaja-di-sawah-besar-jakarta-pusat.jpg)
"Anak adalah peniru ulung dari apa yang dia lihat langsung di lingkungannya atau dia lihat melalui tayangan di televisi dan film," kata Retno, dikutip dari Kompas.com, Minggu (8/3/2020).
Menurut Retno, ada faktor lain yang mendasari pelaku tega untuk membunuh tetangganya tersebut.
Sehingga, tidak sepenuhnya motif pembunuhan didasari oleh film yang pernah ditonton.
"Meskipun dampak tayangan tersebut bukanlah faktor tunggal, bisa saja ada faktor lain yang memicu perilaku tersangka," ungkapnya.
Baca: Makna 13 Gambar Karya Siswi SMP di Jakarta yang Bunuh Bocah 5 Tahun
Baca: Ibu Siswi SMP Pembunuh Bocah Minta Maaf, Ayah Korban: Dia Baik Sama Anak Saya, seperti Anak Sendiri
Ia kemudian meminta adanya pengawasan dari orang tua terkait tontonan dari anaknya.
"Di sinilah pentingnya para orang tua untuk melakukan pendampingan dan pengawasan terhadap apa yang ditonton anak-anak mereka, baik melalui televisi maupun aplikasi YouTube."
"Mengingat mayoritas anak sudah memiliki telepon genggam," jelas Retno.
![Komisioner KPAI Retno Listyarti](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/komisioner-kpai-retno-listyarti-soroti-siswa-dipaksa-makan-kotoran-manusia.jpg)
Senada dengan Retno, Komisioner KPAI, Ai Maryati juga mengingatkan peran dari orangtua, agar selalu memantau kegiatan dari anaknya di rumah maupun kehidupan sosialnya.
Orangtua juga harus mendampingi anaknya menonton televisi termasuk film saat berada di rumah.
"Orangtua harus tahu pergerakan anak, dengan siapa dia bergaul."
"Dia sudah makan, belajar, tidur di rumah, tapi dalam ranah sosial? Jangan-jangan kita tidak tahu apa-apa," kata Ai, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).
Baca: Akui Prihatin, Polisi Buka Kehidupan Gadis Pembunuh Bocah di Jakpus: Kurang Beruntung Anak Ini
Baca: Berbagai Tulisan dan Gambar Horor Remaja Pembunuh Bocah 6 Tahun, Ada Pesan Kematian untuk Ayahnya
Ia menyebut, anak yang masuk pada usia remaja, cenderung untuk terdorong melakukan hal-hal baru yang belum diketahui sebelumnya.
Anak-anak sering menirukan apa yang dilihatnya, termasuk adegan dalam film yang ditonton.
"Anak-anak yang awalnya tidak penasaran jadi penasaran, yang awalnya tidak mau melakukan jadi melakukan, oleh sebab itu peran orangtua itu sangat urgent (penting)," jelas Ai.
![Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo memperlihatkan buku catatan pelaku pembunuhan bocah 6 tahun di Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wakapolres-metro-jakarta-pusat-akbp-susatyo-purnomo-perlihatkan-buku-catatan-pelaku-pembunuhan.jpg)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.