Siswi SMP Bunuh Bocah, KPAI Sebut Perilaku Menyimpang Pelaku Bisa Dideteksi Keluarga & Pihak Sekolah
Retno Listyarti menyebut, peristiwa pembunuhan bocah berinisial APA (6) oleh siswi SMP di Jakarta Pusat, sebenarnya bisa dideteksi sejak dini.
Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, menyebut peristiwa pembunuhan bocah berinisial APA (6) oleh siswi SMP di Jakarta Pusat, sebenarnya bisa dideteksi sejak dini.
Namun, diperlukan pemahaman dari sejumlah pihak yang harus mengerti kondisi pelaku.
Ia menyebut, kondisi keluarga remaja berinisial NF (15) itu membuat pelaku kekurangan kasih sayang.
"Anak ini memang dalam kondisi keluarganya tidak utuh, memang dia korban perceraian."
"Kemudian ayah dan ibunya menikah lagi, dan si ayah menikah dengan ibu sambungnya."
"Ini sebenarnya menimbulkan suatu kebutuhan kasih sayang, ketika dia tumbuh kembang di usia ini," ujar Retno Listyarti, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (9/3/2020).
Selain itu, keluarga dan pihak sekolah juga harus bisa mendeteksi perilaku menyimpang yang ditunjukkan oleh NF.
"Sebenarnya dia menunjukkan tanda-tanda seperti menyakiti hewan, itu sebenarnya bisa dideteksi oleh lingkungan, termasuk guru, sebenarnya di sekolah juga bisa," jelasnya.
Baca: Siswi SMP Pembunuh Bocah Koperatif Selama Jalani Observasi Kejiwaan
Baca: Bocah Dibunuh Siswi SMP, Paman Korban: Kenapa Harus Keponakan Saya? Biar Hukum yang Nentuin
Menurutnya, pihak sekolah harus bisa berperan sebagai orang tua yang memberi kasih sayang pada NF saat berada di sekolah.
"Sekolah itu rumah kedua, ketika di rumah pertama dia tidak mendapatkan kasih sayang seperti yang dia harapkan."
"Mungkin sekolah bisa menjadi tempat rumah kedua, wali kelas bisa menjadi orang tua kedua, dan didalam hal ini dia katanya cenderung menyendiri, sulit bergaul, dan lain-lain."
"Itu sebenarnya sudah menunjukkan tanda, artinya andaikan punya kepekaan," ungkapnya.
Pelaku Tak Suka Orang Tuanya Bercerai
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto, menyampaikan siswi SMP kelas 3 ini tinggal bersama ayah kandung, ibu tiri, dan adik tirinya.