Petugas TPU Makamkan Jenazah Korban Corona Mengaku Ada Perasaan Takut
di sela waktu ketika tak ada jenazah yang datang, dimanfaatkan para petugas makam untuk menggali liang lahat sebanyak mungkin.
Editor: Eko Sutriyanto
Area makam juga disemprot disinfektan saat jenazah tiba dan selesai pemakaman.
Untuk petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa jas hujan plastik, masker, sarung tangan dan sepatu boots.
"Lubangnya sekitar 2,5 meter dalamnya, panjang dan lebar juga lebih dibanding makam biasa karena ikutin ukuran peti," kata Sanur.
Lampu penerangan dan genset di atas mobil pikap disediakan di dalam TPU Tanah Kusir, Jumat (27/3/2020), jika sewaktu-waktu ada jenazah pasien Covid-19 yang harus dimakamkam malam hari. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)
Hal senada disampaikan Asep (40) rekan kerja Sanur.
Setiap harinya sebelum pulang ke rumah, ia terlebih dahulu berganti pakaian.
Setibanya di rumah, pakaian bekas ia bekerja langsung direndam.
Sedangkan jas hujan plastik serta sarung tangan plastik yang ia kenakan saat memakamkan jenazah langsung dibakarnya. Sebab, keduanya hanya untuk sekali pakai.
"Saya juga langsung mandi. Setelah bersih baru ketemu keluarga karena ngeri juga namanya ada anak istri di rumah," kata Asep.
Baik Sanur dan Asep terus berharap agar tak semakin banyak korban corona yang meninggal serta wabah ini segera berakhir.
"Semoga aja virus ini segera berakhir dan kita semua bisa sehat," ucap Asep
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Cerita Petugas TPU Tegal Alur yang Makamkan Jenazah Korban Corona