Petugas Makam TPU Pondok Ranggon Lawan Rasa Takut Saat Kuburkan Jenazah Pasien Terjangkit Covid-19
Junaedi adalah seorang petugas makam di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. Inilah kisahnya saat menguburkan jenazah terjangkit Covid-19.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Junaedi adalah seorang petugas makam di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur.
Baru-baru ini ia sibuk memakamkan jenazah pasien terjangkut virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia.
Perasaan cemas menghantuinya.
"Ketakutan ya manusiawi terlebih yang dimakamkan dinyatakan terkena virus. Kekhawatiran dan kecemasan pasti ada," katanya kepada TribunJakarta.com, Senin (6/4/2020).
Baca: APD Langka, Tenaga Medis di Sukoharjo Pakai Jas Hujan Tangani Virus Corona
Baca: Korea Selatan Mampu Selesaikan Masalah Kelangkaan Masker, Langkah Apa yang Ditempuh Pemerintahnya?
TPU Pondok Ranggon merupaan satu dari tiga TPU yang dipilih Pemprov DKI Jakarta menjadi lokasi pemakaman jenazah korban corona atau covid-19.
Untuk di TPU Pondok Ranggon terdapat 4 grup petugas makam dengan jumlah 22 orang pergrupnya.
Setiap grup bertugas selama seminggu dan setiap harinya menggali minimal 20 liang lahat secara manual untuk jenazah Covid-19.
Baca: Iran Tolak Tawaran Bantuan AS untuk Atasi Pandemi Virus Corona
Nantinya setiap jenazah dimakamkan sesuai dengan SOP korban Covid-19 yang telah ditentukan.
Pada awal mengetahui lokasinya kerjanya menjadi tempat pemakaman untuk jenazah Covid-19, Junaedi benar-benar khawatir.
Baca: Tidak Semua 639 Jenazah yang Dimakamkan dengan Protap Covid-19 di Jakarta Positif Virus Corona
Ketika ambulans tiba, jantungnya berdegub cepat. Kemudian ketika jenazah diturunkan ia sempat ketakutan.
"Sampai pas pertama saya masih khawatir. Namun begitu proses pemakaman selesai dan hanya butuh waktu 10 menit, akhirnya berkurang rasa takut, cemas dan khawatir tadi," ungkapnya.
Setelah hari itu, Junaedi memutuskan untuk melawan rasa takutnya.