Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Epidemiologi: Pemerintah Jangan Ragu Perpanjang Masa PSBB Jakarta

Ahli epidemologi meminta pemerintah agar tidak ragu memperpanjang masa PSBB Jakarta apabila masih terjadi lonjakan umlah pasien positif Covid-19

Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Ahli Epidemiologi: Pemerintah Jangan Ragu Perpanjang Masa PSBB Jakarta
Tribunnews/Irwan Rismawan
Anggota Badut Tangerang Raya (Batara) menunjukkan pesan pencegahan Covid-19 di Larangan Selatan, Kota Tangerang, Banten, Kamis (16/4/2020). Badut Tangerang Raya melakukan sosialisasi pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) jelang pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Tangerang Raya. Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNNEWS.COM - Ahli epidemiologi asal Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani, meminta pemerintah agar tidak ragu memperpanjang masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta apabila masih terjadi lonjakan jumlah pasien positif Covid-19 di akhir masa penerapan.

Laura mengatakan, hasil dari intervensi yang dilakukan pemerintah hasilnya baru akan terlihat setelah 7 hingga 14 hari ke depan.

Hal itu sesuai dengan masa inkubasi terpanjang virus corona tipe 2.

"Ketika pemberlakuan periode pertama PSBB dalam masa 14 hari masih belum terlalu dipahami oleh masyarakat, ketika di-monitoring, dievaluasi, mungkin penurunan kasus itu tidak terlalu tinggi sebelum masa PSBB, dan apakah itu bisa diperpanjang? Nanti tergantung evaluasinya," kata Laura saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/4/2020).

Laura menyebutkan, PSBB sejatinya merupakan sebuah langkah efektif yang dilakukan pemerintah dalam mengontrol penyebaran Covid-19.

Edukasi dan penindakan yang rutin dilaksanakan tentu bisa membuat masyarakat patuh.

Namun, karekteristik warga Indonesia khusunya Jakarta yang terkadang sulit untuk diedukasi tentu harus membutuhkan upaya ekstra dengan melakukan edukasi setiap hari selama PSBB berlangsung.

Berita Rekomendasi

Laura mengatakan, masyarakat harus paham jika virus ini memiliki angka reproduksi yang cukup tinggi dimana satu orang setidaknya bisa menularkan dua sampai empat orang dalam sehari.

"Jadi kenapa harus ada jaga jarak, nanti peningkatannya itu akan membentuk longitudinal, jadi bukan satu jadi dua, dua jadi tiga seperti itu. Tapi malah dua jadi empat jadi 16, kelipatannya itu semakin jadi banyak," ucap Laura.

Padahal, penerapan PSBB itu sangat gampang diterapkan, warga hanya perlu berdiam diri di rumah, keluar hanya jika ada keperluan yang diperkenankan pemerintah, selalu menggunakan masker jika keluar rumah, dan selalu menjaga jarak.

Apabila di periode pertama penerapan PSBB ini belum bisa menurunkan angka penularan secara signifikan, maka pemerintah diharapkan untuk tidak ragu memperpanjang durasinya sampai masyarakat patuh.

Adapun PSBB di DKI Jakarta sudah berlaku sejak Jumat lalu dan berlaku hinga tanggal 23 April ke depan.

PSBB diterapkan dengan tujuan membatasi aktivitas masyarakat agar persebaran virus corona dapat terkontrol.

Selama PSBB warga diminta untuk beribadah, bekerja, dan belajar di rumah.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas