Alhamdulillah, Harga Bawang Putih dan Bombay Kini Mulai Turun
Di awal Mei, harga terus menurun karena bawang putih dan bombai sudah mulai banyak masuk ke Indonesia.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga jual bahan kebutuhan dapur seperti bawang putih dan bombai kini menunjukkan tren yang semakin menurun di tengah masih diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta dan sejumlah daerah di Pulau Jawa,
Padahal di bulan Februari - Maret harga kedua komoditi tersebut melejit.
Bawang putih merangkak naik Rp 60.000 per kilogram. Lebih parah bawang bombai mencapai Rp 150.000 per kilogram. Padahal dalam kondisi normal hanya Rp20.000 per kilogram
Sampai awal Mei, harga terus menurun karena bawang putih dan bombai sudah mulai banyak masuk ke Indonesia.
Kondisi ini dibenarkan oleh pedagang bawang putih dan bawang bombay yang mengambil barang dari Pasar Induk Kramat Jati, Asih.
“Kondisi saat ini harga sudah turun, tadinya sempet tinggi. Bawang putih jenis kating 20.000 dan honan 19.000, ke pedagang eceran jual kisaran 24.000 atau 25.000, biasanya mereka ambil selisih sekitar 5000 an per kg nya. Kalau bawang bombai 250.000 sekarung isinya 20 kilo gram," ujarnya, Selasa (5/5/2020)
Syaiful Bahari, pemerhati pertanian mengatakan, turunnya harga dua komoditi yang menjadi sorotan masyarakat dan Presiden Jokowi tersebut, tidak lepas dari kebijakan relaksasi pemerintah untuk melonggarkan prosedur importasi bawang putih dan bombay demi memenuhi ketersediaan dalam negeri dan menstabilkan harga.
“Harga beli bawang putih dari Cina sampai di pelabuhan Indonesia saat ini rata-rata sudah 700 dolar Amerika per ton, berarti harga per kg Rp. 10.500. Bandingkan ketika Februari sampai Maret rata-rata 1.200 dollar Amerika, berarti harga per kg Rp. 18.000,” ungkapnya.
Demikian juga dengan bombay, sambung Saiful, Harga bombay New Zealand yang kecil Rp 12.000 per kg dan yang besar Rp 11.000 per kilo gram.
Bombai asal Cina lebih murah lagi Rp 7.500 per kg. Modal belanja bombai di Cina sekitar 300 dollar Amerika sampai 350 dollar Amerika per ton.
Jika dengan kurs dolar saat ini Rp. 15.000 maka modal per kilogramnya hanya Rp. 4.500 sampai Rp. 5.250. Bisa dibayangkan berapa selisihnya pada saat lonjakan harga di Februari dan Maret.
Baca: Mengenang Awal Perjalanan Karier Didi Kempot, dari Ngamen Sampai Bisa Keliling Eropa
“Kalaupun di beberapa Propinsi seperti Papua harga bawang putih masih tinggi Rp. 60.000 per kg seperti yang diberitakan. Harus dihitung perjalanan ke Papua itu bisa memakan waktu dua minggu lebih. Jadi harus mempertimbangkan pergerakan harga saat ini dengan waktu pengiriman ke beberapa daerah,” jelasnya.
Baca: UNBOXING Samsung Galaxy S20 Ultra, Seri Flagship Smartphone Kasta Tertinggi dari S20 Series
Terkait dengan kebijakan tersebut, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Kementerian Perdagangan Veri Anggrijono mensyukuri jika kebijakan relaksasi tersebut dapat menurunkan harga bawang putih.
“Ya Alhamdulillah, sekarang kan antara 25.000 - 30.000 per kg," ucapnya.
Selanjutnya, kata Veri, terkait kebijakan relaksasi tersebut apakah nantinya akan diteruskan setelah masa 31 Mei 2020 berakhir, pihaknya akan melihat perkembangan termasuk dari stok dan harga yang ada.
“Tidak menutup kemungkinan nanti akan mengambil kebijakan yang baru. Kalau dirasakan cukup stoknya juga cukup, harganya sudah kondusif sampai lebaran maupun nanti harga yang masuk menurut catatan kami sudah lebih dari cukup."
"Nah itu nanti mungkin pak Menteri bisa ambil satu kebijakan atau kembali lagi seperti semula. Dan itu kan semua keputusan ada di pak Menteri,” tandas Veri.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Di Tengah Masa PSBB, Harga Bawang Putih dan Bombay Mulai Turun
Editor: Feryanto Hadi