Antisipasi Risiko Covid-19, Penumpang KRL Dilarang Gunakan Ponsel Selama Perjalanan
Sejumlah virus, termasuk SARS-CoV-2 atau corona jenis baru yang menempel pada gawai dapat bertahan selama lima hari.
Penulis: Willem Jonata
![Antisipasi Risiko Covid-19, Penumpang KRL Dilarang Gunakan Ponsel Selama Perjalanan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/masyarakat-penguna-krl-mengikuti-protokol-kesehatan_20200604_193238.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Bagi yang tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), perjalanan menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuterline menuju ke tempat kerja, sekolah, atau pusat kegiatan lainnya, mungkin jadi pilihan utama.
Selain murah dan efektif, penggunaan KRL juga lebih efisien dibanding moda transportasi umum lainnya.
Selama pandemi COVID-19, penggunaan KRL dibatasi dan diperketat dengan protokol kesehatan, sebagai upaya pencegahan penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 bagi para penggunanya.
Baca: Terpaksa ke Salon di Masa Pandemi, Apa Saja yang Harus Diperhatikan Demi Keselamatan?
Selain itu, waktu operasional juga telah disesuaikan untuk menghindari terjadinya lonjakan penumpang.
Pada penerapan protokol kesehatan di dalam KRL, menjaga jarak atar penumpang dan memakai masker penutup mulut dan hidung menjadi aturan yang diwajibkan.
Hal ini dimaksudkan agar penularan virus melalui droplet dapat dihindari.
Baca: Masih Ragukan Keberadaan Covid-19? dr Reisa Beri Penjelasan
Selain itu, aturan yang juga dianjurkan adalah tidak memainkan gawai seperti handphone dan tablet. Sebab perangkat tersebut berpotensi tercemar oleh virus.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Junior Doctor Network, dr. Edward Faisal, Sp.PD mengatakan bahwa sejumlah virus, termasuk SARS-CoV-2 atau corona jenis baru yang menempel pada gawai dapat bertahan selama lima hari.
Baca: Mutlak Jaga Organ Pernapasan di Masa Pandemi Virus Corona, Bagaimana Caranya?
"Saat virus nempel di gawai kita bisa bertahan sampai lima hari, jangan salah," kata dokter Edward dalam dialog di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (17/6).
Menurut dokter Edward, virus yang dapat menempel di gawai berasal dari bermacam-macam faktor.
Dalam hal ini tentunya penularan atau pencemarannya lebih banyak berasal dari tangan penggunanya yang sebelumnya tercemar.
Dalam kaitannya dengan para commuter, pencemaran virus ke gawai juga dapat berasal dari percikan droplet dari para pengguna KRL.
Baca: Bagaimana Penderita Penyakit Jantung Hadapi New Normal? Ini Anjuran Dokter Spesialis Jantung
Sebab, droplet ini dapat keluar ketika manusia berbicara apabila tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.