Anies Sebut Penularan Covid-19 di Jakarta Mengkhawatirkan, Pemberlakukan Jam Malam Dikaji
Jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta terus bertambah setiap harinya, bahkan, beberapa waktu belakangan mencetak rekor baru.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta terus bertambah setiap harinya, bahkan, beberapa waktu belakangan mencetak rekor baru.
Berdasarkan data di laman resmi covid19.go.id, dalam 7 hari terakhir, rata-rata 800-1.000 orang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 di DKI Jakarta.
Lantaran hal itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, kondisi Ibu Kota mengkhawatirkan karena tingkat penularan Covid-19 semakin tinggi.
Menurutnya, peningkatan angka penularan Covid-19 berbanding lurus dengan jumlah testing yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Anies mengklaim, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan testing lima kali lebih tinggi dari batas ideal yang ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca: Respon Satgas Covid-19 Sikapi Rencana Pemprov DKI Jakarta Hapus Isolasi Mandiri
Dengan melakukan testing lebih banyak, maka penambahan kasus harian pun juga semakin meningkat.
"Di Indonesia hanya ada dua provinsi yang (jumlah testing) melampaui angka WHO, yakni Jakarta dan Sumatera Barat."
"Jakarta sekarang mengkhawatirkan, kenapa? Dalam tiga minggu terakhir, angka (penambahan kasus positif harian) naik terus."
"Artinya apa? Kita mendeteksi banyak, penularan juga terjadi angkanya banyak," ujar Anies dikutip Kompas.com dari video Kompas TV, Kamis (3/9/2020).
Untuk itu, Anies mengimbau warga disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M, yakni memakasi masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan.
Sementara Pemprov sebagai pemangku kebijakan akan mengerjakan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment.
"Maka PR kita adalah menggalakkan yang 3M, karena yang 3T sudah dikerjakan ini."
"Jakarta sudah mengerjakan 3T, sekarang mari kita pastikan masyarakat mengerjakan 3M," terangnya.
Berencana tambah 11 rumah sakit rujukan