Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Satu Keluarga Miskin di Bekasi Dua Tahun Bertahan Hidup di Kolong Jembatan

Dua tahun sudah Wasadi (41) dan anak semata wayangnya bernama Ardiansyah tinggal di kolong jembatan tersebut.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Cerita Satu Keluarga Miskin di Bekasi Dua Tahun Bertahan Hidup di Kolong Jembatan
ISTIMEWA/ACT Bekasi/Tribun Jakarta
Lokasi tinggal Adi dan putranya di kolong jembatan Simpang Jalan Cut Meutia, Bekasi Timur. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI  - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bekasi menyalurkan bantuan pangan kepada keluarga yang hidup di kolong jembatan, Simpang Jalan Cut Meutia, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jumat (30/10/2020).

Dua tahun sudah Wasadi (41) dan anak semata wayangnya bernama Ardiansyah tinggal di kolong jembatan tersebut.

Berjarak kurang lebih satu meter dari air yang mengalir, Adi menempatkan dua set kasur untuk tidur keluarga kecilnya.

Baca juga: Pencari Besi Terjebak dalam Tongkang di Jambi Tewas Akibat Kehabisan Oksgien

Tidak hanya itu, kolong jembatan Simpang Jalan Cut Meutia berusaha diubah laiknya hunian bagi anak dan bapak ini.

Terdapat satu meja dan sofa yang tampak lusuh di area tempat Wasadi bermukim, mereka juga membuat area dekat selokan yang dibatasi bebatuan sebagai dapurnya.

Hunian tanpa bilik ini menjadi tempat Wasadi dan putranya menghabiskan hari-harinya, mereka makan, bercengkrama di bawah beton jembatan.

Berita Rekomendasi

“Sudah dua tahun di sini, tidur, makan, mandi ya di sini saja. Habis mau bagaimana? Ngontrak rumah tidak ada biayanya,” kata pria yang akrab disapa Adi dalam keterangan tertulis yang diterima TribunJakarta.com.

Adi bercerita, ia dan anaknya terpaksa tinggal di kolong jembatan, lantaran tak lagi sanggup lagi membayar uang kontrakan.

Dahulu, ia sempat tinggal mengontrak di daerah Duren Jaya, Bekasi Timur, tapi hal itu terpaksa ia tinggalkan setelah mata pencahariannya hilang.

“Dulu saya dagang di Pasar Baru, dekat terminal. Kehabisan modal soalnya kalau pagi di urak-urak mulu sama Satpol PP," tuturnya.

"Enggak lama saya bubar (cerai) sama istri saya, cuma saya tetap mau ke mana pun saya bawa anak saya,” ujarnya.

Meski lebih banyak duka ketimbang suka, hidup di kolong jembatan, Adi masih tetap bersyukur dan menyimpan segurat harapan mulia untuk bisa membesarkan anaknya dengan baik.

"Alhamdulillah saya di sini masih banyak saudara walaupun ketemu di jalan tapi saling bantu,” kata Adi.

Halaman
12
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas