Habiskan Dana Rp 800 Juta, Pembangunan Tugu Sepeda Dikritik Komunitas Sepeda dan Legislator
Hingga kini pembangunan Tugu Sepeda terus dibanjiri kritikan dari komunitas sepeda dan legilator, ini sejumlah alasannya.
Editor: Theresia Felisiani
Komunitas B2W Indonesia adalah social movement untuk mengajak masyarakat luas mengurangi ketergantungan penggunaan kendaraan motor pribadi.
Saat ini komunitas itu sudah tersebar di lebih dari 100 kota dan memiliki koordinator wilayah atau pegiat movement ini
Baca juga: Pemprov DKI Bangun Tugu Sepeda di Jalan Sudirman, Anggarannya Rp 800 Juta
Sementara, Anggota DPRD DKI dari Fraksi PDI-P Gilbert Simanjuntak menuturkan, anggaran pembangunan Tugu Sepeda seharusnya dikembalikan kepada rakyat.
Kendati anggaran pembangunan tugu disebut berasal dari pihak ketiga, namun Gilbert menyebut jika dana tersebut tidak bisa digunakan seenaknya.
“Kalaupun itu dana CSR, tapi itu milik DKI, bukan milik pribadi gubernur yang penggunaannya seenaknya. Seharusnya CSR itu dikembalikan kepada rakyat. Itu fungsi CSR, bukan untuk sesuatu yg terkesan kesenangan pribadi,” tutur Gilbert, Jumat (9/4/2021).
Anggota Komisi B ini berpendapat, tugu yang dibangun seharusnya merupakan monumen bagi sosok yang berkorban dan berjasa atau untuk memperingati peristiwa legendaris.
“Yang kita persoalkan kenapa tugu di jalan utama, di Ibu Kota, dari sesuatu yang tidak ikut membela negara, berjuang utk kemerdekaan, patriotik, legendaris,” ucap Gilbert.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pembangunan Tugu Sepeda Menuai Kritik Dari Komunitas Pesepeda Hingga Legislator,