Gubernur Anies Pertimbangkan Beri Izin Salat Idul Fitri di Area Terbuka
Anies mengatakan, hal ini semua dilakukan agar potensi kenaikan kasus sebelum lebaran bisa diminimalisir.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta anak buahnya untuk bersiap adanya potensi kenaikan kasus Covid-19 setelah Lebaran.
Sikap ini juga berkaca pada kenaikan kasus Covid-19 dua pekan sebelumnya, yaitu pada tanggal 19 April terdapat 6.884 kasus aktif, dan naik menjadi 7.020 kasus aktif pada 3 Mei.
Di sisi lain, Anies juga akan mempersiapkan regulasi dalam berbagai hal, seperti pengendalian jumlah pengunjung di berbagai pasar di Jakarta, mengawasi area perkantoran, serta memastikan kegiatan peribadatan selama Ramadan hingga pelaksanaan salat Idul Fitri sesuai protokol kesehatan.
Untuk regulasinya akan disiapkan melalui Surat Edaran Sekda DKI Jakarta.
"Kami mempertimbangkan untuk mengizinkan pelaksanaan salat Id di area terbuka, karena mudah untuk mengatur jaraknya," ujar Anies, Selasa (4/5/2021).
"Jika kondisinya memungkinkan, semoga kita bisa istiqomah menjaga protokol kesehatan agar ikhtiar kita ini bisa berjalan dengan lancar," imbuhnya.
Baca juga: BRI Siapkan Kebutuhan Uang Tunai Rp 36,7 Triliun Untuk Idul Fitri
Anies mengatakan, hal ini semua dilakukan agar potensi kenaikan kasus sebelum lebaran bisa diminimalisir.
Namun, pascalebaran Anies meminta semua pihak tidak boleh lengah, karena berkaca pada masa sebelum pandemi, banyak terjadi mobilisasi dari daerah ke Ibu Kota.
"Di situlah momen yang dangat vital dan paling berisiko, sehingga seluruh jajaran Forkopimda di DKI, bahkan tetangga kita di daerah penyangga Ibu Kota juga diajak untuk berkolaborasi dalam mengendalikan mobilisasi warga tersebut," ujar Anies.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro.
Hal ini menyusul adanya peningkatan kasus Covid-19 sejak dua pekan terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, dalam dua minggu terakhir terdapat peningkatan kasus aktif yang fluktuatif.
Pada tanggal 19 April terdapat 6.884 kasus aktif dan ada kenaikan menjadi 7.020 kasus aktif pada 3 Mei.
Meski demikian, Widyastuti mengatakan, situasi masih terkendali, karena ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU di Jakarta masih mencukupi, lantaran persentase keterisiannya menunjukkan penurunan.
"Per tanggal 18 April jumlah kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.087 unit dan terisi 2 691 atau 38 persen, sedangkan pada 3 Mei jumlah tempat tidur 6.735 dan terisi 2.385 atau terisi 35 persen," kata Widyastuti.
Sementara untuk jumlah kapasitas ketersediaan ICU pada 18 April, kata dia, mencapai 1.056 unit dan terisi 500 pasien atau 47 persen.
Sedangkan pada 3 Mei jumlah kapasitas ICU ada 1.027 dan terisi 425 atau terisi 41 persen.
"Masing masing ada penurunan 3 persen di tempat tidur Isolasi dan 6 persen untuk ICU, sehingga bisa dialihkan untuk pasien non COVID-19," ujar Widyastuti.