Korban Longsor Ciputat Trauma, Anak Istri Tertimpa Puing Turap, Percikan Api di Masjid Jadi Firasat
Turap cukup besar setebal sekira satu meter dengan tinggi enam meter dari permukaan kali dan lebarnya mencapai 100 meter itu ambruk, pada Jumat kemari
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Sugandi (43), korban longsor Ciputat, menatap ruang tamu rumahnya yang luluh lantak, di Perumahan Nerada Estate, Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (12/6/2021).
Mengenakan helm sepeda, ia memilah barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
Rumah Sugandi baru saja tertimpa longsor hingga hancur lebur dari ruang tamu sampai ke bagian belakang.
Baca juga: Banjir di Ciputat Akibat Longsor Turap, Warga Berjalan Kaki di Kegelapan Menerjang Arus
Baca juga: Dua Orang Terluka, 3 Rumah Rusak Terkena Longsoran Tebing Setinggi 30 Meter di Ciputat
Turap cukup besar setebal sekira satu meter dengan tinggi enam meter dari permukaan kali dan lebarnya mencapai 100 meter itu ambruk, pada Jumat (11/6/2021) malam.
Tebing turap tersebut merupakan pembatas Perumahan Griya Satwika Telkom, Pisangan, Ciputat Timur, dengan kali yang juga memisahkan dengan Perumahan Nerada Estate.
Akibat longsor tersebut istri dan seorang anaknya luka-luka.
Sementara seorang keponakan yang juga berada di rumah saat kejadian selamat tanpa luka.
Baca juga: BNPB: Longsor di Proyek Double Track Kereta Api Bogor Timpa Dua Rumah Warga
Baca juga: 2 Warung di Ciputat Hancur Akibat Ditabrak Truk Pembawa Beton Saluran Air
Sugandi menceritakan, saat longsor terjadi, dirinya sedang di masjid untuk salat Isya.
"Habis isya, itu kan 19.30 WIB angin kencang sama hujan, saya posisi di masjid karena hujan gede saya nahan, nunggu hujan berhenti," ujar Sugandi.
Namun perasaan Sugandi tak enak. Ia mengkhawatirkan rumahnya yang posisinya persis berada di bibir kali.
Petir yang menyambar toa masjid sampai apinya memercik ke mikrofon mimbar membuat Sugandi semakin gusar.
"Kan hujannya sambil petir gede ya, itu sampai namanya mimbar masjid itu sampai ngeluarin api tuh, terkena sambaran petir."
"Saya langsung feeling, aduh saya kok takut ya sama rumah saya. Karena kalau hujan gede, arus lumayan deras ya," ujarnya.
Saat hujan reda, Sugandi buru-buru pulang. Sampai di rumah, pintu terkunci dari dalam.