Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

HUT Ke-76 RI di Bekasi: Upacara di Tengah Lautan Sampah, Pria Pakai Popok Kibarkan Bendera di Jalan

Peringatan HUT Ke-76 RI di Bekasi tergolong unik, ada upacara di tengah lautan sampah dan aksi pria hanya kenakan popok kibarkan bendera di jalan.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in HUT Ke-76 RI di Bekasi: Upacara di Tengah Lautan Sampah, Pria Pakai Popok Kibarkan Bendera di Jalan
Istimewa/UPTD Wilayah II
Petugas UPTD Wilayah II Kabupaten Bekasi menggelar upacara bendera di tengah lautan sampah Kali Jambe, Tambun Selatan, Selasa (17/8/2021) 

"Laksanakan," sambut Halim Ambiya, pemimpin Tasawuf Underground yang bertindak sebagai pembina upacara.

upacara anak punk
Upacara bendera di Pesantren Tasawuf Underground, di Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (17/8/2021).

Setelahnya, derap langkah tiga anak punk kompak terdengar dari sudut barat membawa bendera.

Mereka juga mengibarkan sang merah putih ke tiang yang didirikan khusus untuk upacara itu.

Tangan penuh tato salah satu pengibar terlihat teliti mengikat bendera ke tali tiang.

Ia juga membentangkan lambang negara itu. Tidak lama lagu Indonesia Raya membahana.

Jawir yang mengenakan kaos abu-abu bergambar pendiri Nahdlatul Ulama, Hasyim Asyari, berteriak.

"Kepada bendera merah putih, hormat grak!" semua anak punk peserta upacara hormat, sesuai perintah pemimpin upacara.

Berita Rekomendasi

Anak punk yang tengah mengaji tentang Islam di Tasawuf Underground itu memang dibebaskan secara pakaian.

Pada saat upacara, atribut punk tidak lepas dari tubuh para santri itu.

Tato yang tergambar tidak lantas dihapus begitu saja.

Rompi penuh emblem dan asesoris duri besipun masih dikenakan.

Celana atreet masih menjadi favorit. Beberapa mengenakan sepatu boots Dr Martens.

Gaya punk yang merasuk dari budaya barat itu terlihat pada Triana Anugerah Permana alias Pongki (30).

Dengan gaya punknya lengkap dengan kacamata hitam, Pongki lantang membaca Pembukaan UUD 1945.

"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa," pekik Pongki.

upacara anak punk 2
Jawir menjadi pemimpin upacara HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia di Pesantren Tasawuf Underground, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (17/8/2021).

Setelah doa, upacara dibubarkan. Raut senyum terlihat pada wajah mantan anak jalanan itu.

Upacara bendera merupakan hal yang baru bagi mereka.

Setelah mendengar lagu Indonesia Raya saja, sudah timbul rasa bangga dan terbayang oleh mereka sosok para pahlawan.

Halim Ambiya terharu melihat anak punk didikannya hormat kepada Merah Putih di HUT ke-76 Kemerdekaan RI.

"Kita berharap mereka juga bisa memahami nilai-nilai nasionalisme," beber Halim.

Baru Pertama Kalinya

Menurut Halim, anak-anak punk ini sudah mempersiapkan diri untuk melaksanakan upacara.

Biasanya, peringatan 17 Agustus dilalui mereka dengan biasa saja, sebagai bentuk protes atas nasib mereka.

Kini, mereka merasakan bagaimana memperingati kemerdekaan bangsa hasil jerih payah para pahlawan yang gugur.

Halim menjelaskan, upacara bendera kali ini perdana sejak ia mendirikan Pesantren Tasawuf Underground sembilan tahun lalu.

"Ini untuk pertama kalinya kita bisa mengadakan upacara bendera dalam rangka peringatan HUT ke-76 RI" ucap Halim.

Tujuannya, kata dia, untuk menumbuhkan sikap nasionalisme pada diri anak punk dan anak jalanan.

"Supaya memahami akar sejarah bangsa ini penting," imbuh dia.

Baca juga: Giliran Warga Bukit Duri Tebet yang Kibarkan Bendera Palestina Jelang HUT RI

Halim menyadari, kultur punk datang dari Barat dan tidak sepenuhnya terinternalisasi sempurna dengan budaya di Indonesia.

Menurut dia, pemikiran punk akrab dengan perlawanan atas kemapanan dan sistem yang menindas.

Bedanya, semangat pemberontakan itu digunakan para pahlawan untuk melawan para penjajah.

Ia menyadari selama ini anak punk mengidolakan figur dan tokoh asing di luar sana.

Mulai ideologi musik, pemikirannya, sehingga tercerabut dari akarnya.

"Padahal, pahlawan-pahlawan yang telah mendahului kita, founding father ini layak jadi figur panutan," papar Halim.

Baca juga: Sunmori, Pengendara Moge Terlibat Kecelakaan Maut Beruntun di Tangerang 

Halim memberi gambaran kepada para santri punknya bahwa para pahlawan dulu juga berjiwa punk.

"Dalam kecamata Belanda, kacamata penjajah, mereka (pahlawan) ini pemberontak, mereka ini dianggap radikal oleh penjajah," kata dia.

Sementara nilai pemberontakan yang ada pada diri anak punk, anak jalanan negatif.

"Tapi apa yang dilakukan pahlawan kita menginspirasi kita hari ini. Mereka berjuang untuk nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai nasionalisme," papar dia. (tribun network/thf/TribunJakarta.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas