Petisi Boikot Bang Ipul Tembus 400 Ribu Lebih, KPI Minta Stasiun TV Tidak Glorifikasi Saipul Jamil
petisi ini telah ditandatangani 400 ribu orang lebih. Artinya, dalam sehari, bertambah 100 ribu orang yang mendukung pemboikotan Saipul Jamil.
Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Sanusi
Agung Suprio mengatakan langkahnya memberikan pernyataan tersebut, sebagai bentuk respon KPI menanggapi ramainya penolakan Saipul Jamil di televisi.
Baca juga: Saipul Jamil Muncul di TV, Menteri PPPA: Tayangan Harus Mendidik dan Mencerdaskan
"Kami berharap lembaga penyiaran memahami sensitivitas dan etika kepatutan publik terhadap kasus yangg telah menimpanya dan tidak membuka kembali trauma korban," ujar Agung Suprio.
Kecam Glorifikasi
Komisioner KPAI Retno Listyarti mengecam glorifikasi pembebasan mantan narapidana kasus pencabulan Saiful Jamil oleh media.
Menurut Retno, glorifikasi pembebasan Saipul Jamil dapat membuat masyarakat memaklumi kejahatan yang dilakukan olehnya.
"Padahal, Saipul Jamil adalah pelaku kekerasan seksual pada anak. Itu perbuatan tercela. Saya khawatir, Para penonton TV menjadi memaklumi penyebab Saiful Jamil masuk penjara," ujar Retno.
Pelaku, menurut Retno, bisa merasa tidak bersalah atas perbuatannya dengan sambutan berlebihan yang diiterimanya.
Dirinya mengatakan hal ini membahayakan, karena bisa memunculkan anggapan bahwa kekerasan seksual merupakan sesuatu yang normal.
"Berikutnya bisa menganggap kekerasan seksual sebagai sesuatu yang normal. Ini sangat berbahaya," tutur Retno.
Selain itu, korban kasus kekerasan seksual bisa merasakan pukulan psikologis akibat glorifikasi ini. Bahkan korban kasus kekerasan seksual lainnya, kata Retno, bisa ketakutan untuk melaporkan atau terbuka terhadap hal yang dialaminya.
"Anak korban ataupun korban-korban kekerasan seksual lainnya menjadi makin takut terbuka atau bicara atas apa yang dialaminya, psikologis korban menjadi terpukul kembali dan bisa jadi sulit pulih ketika pelaku malah disambut seperti pahlawan," kata Retno.
"Kita harus berpihak pada korban kekerasan seksual dan membantunya untuk pulih," tegas Retno.
Dirinya menegaskan agar masyarakat berhenti menonton tayangan tentang Saiful Jamil. Menurutnya, menonton Saiful Jamil sama artinya dengan menoleransi kejahatan seksual yang dilakukannya.
"Saya mengimbau masyarakat untuk tidak menonton Saipul Jamil ketika tayang di TV maupun YouTube, karena ketika kita menonton, itu sama artinya kita mentolerir pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Pelaku juga jadi tidak punya rasa malu bahkan mungkin tak punya rasa bersalah," pungkas Retno.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.