Fakta Kantor Desa Bojong Koneng Dirusak, Kini Dijaga Ketat Polisi Bersenjata Laras Panjang
Terpantau anggota polisi yang menjaga Kantor Desa Bojong Koneng juga dibekali senjata laras panjang, pelayanan di sana sudah kembali normal.
Penulis: Theresia Felisiani
"Sehingga kemudian yang memprovokasi ini mengarahkan ke kantor desa dan terjadi kejadian perusakan tersebut," terang Harun.
Dia menuturkan, saat ini pihaknya masih belum menetapkan adanya tersangka dari kasus pengrusakan kantor desa ini.
"Kita masih dalam tahap penyelidikan, insya Allah nanti akan perjelas lebih lanjut lagi terkait dengan perkara pengrusakan ini," pungkasnya.
Kronologi
Kapolres Bogor AKBP Harun menerangkan, peristiwa penyerangan dan perusakan itu terjadi Sabtu (2/10/2021) sekitar pukul 10.30 WIB melibatkan puluhan orang.
"Benar, terjadi pengrusakan di Kantor Desa Bojong Koneng pada tanggal 2 Oktober 2021 sekitar pukul 10.30 WIB. Itu kurang lebih ada 50 orang yang datang ke kantor desa," kata AKBP Harun kepada wartawan, Senin (4/10/2021).
Harun menjelaskan, kejadian ini diawali dari adanya pihak PT. Sentul City yang hendak melaksanakan pengolahan lahan di tanah milik Sentul City di wilayah RT 01/11, Desa Bojong Koneng.
Namun, kata Harun, ada beberapa warga yang bukan dari RW tersebut yang melakukan provokasi terhadap massa sehingga masyarakat ini mau melaksanakan demo atau unjuk rasa terhadap pengolahan lahan yang dilakukan Sentul City tersebut.
"Sehingga kemudian yang memprovokasi ini mengarahkan ke kantor desa dan terjadi kejadian pengrusakan tersebut," terang Harun.
Dia menuturkan, saat ini pihaknya masih belum menetapkan adanya tersangka dari kasus perusakan kantor desa ini.
Kantor Desa Bojongkoneng Bogor Dirusak Orang, Sentul City Tegaskan Tidak Akan Bongkar Rumah Warga
PT. Sentul City menegaskan bahwa pihaknya tidak akan membongkar rumah warga asli Bojongkoneng.
Hal ini dikatakan merespon kejadian Kantor Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor yang diamuk sejumlah orang pada Sabtu (2/10/2021) kemarin.
Sebab, ada dugaan kejadian tersebut merupakan imbas sengketa lahan dan warga yang mengamuk di kantor desa tak terima adanya aktivitas alat berat PT. Sentul City di tanah warga.