Tergiur Untung Berlipat, Korban Dugaan Penipuan Robot Trading Kripto Lapor ke Polda Metro Jaya
korban setelah bergabung bersama robot Kripto MarkAI sejak Juni 2021 melapor ke Polda Metro Jaya.
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Geliat bisnis trading forex dan mata uang kripto sedang menjamur di kalangan masyarakat kelas menengah atas.
Percepatan investasi dan iming-iming keuntungan berlipat jadi tujuan masyarakat untuk menggeluti model bisnis baru ini.
Namun, alih-alih mendapat semua benefit itu ternyata banyak nasabah yang terjebak dalam permainan bisnis kripto kurensi bodong.
Seorang member MarkAI, Duta (34), mengaku menjadi korban setelah bergabung bersama robot Kripto MarkAI sejak Juni 2021.
Duta menuturkan, robot Kripto MarkAI yang diluncurkan PT Teknologi Investasi Indonesia itu baru diluncurkan sejak Maret 2021 lalu alis masih seumur jagung.
Selama empat bulan menggeluti tren bisnis kripto, Duta sudah menginvestasikan uang senilai 5.000 dollar AS secara bertahap. H
ingga pads 14 Oktober 2021 ia masih menerima dana yang dijanjikan yang berkisar 1 hingga 1,4 persen keuntungan setiap harinya.
Namun, masalah pun muncul. Duta dan ratusan nasabah lainnya tak lagi bisa menyimpan bahkan menerima dana investasi lagi sejak 15 Oktober 2021, kemarin. Akun MarkAI semua nasabah tiba-tiba terkunci sehingga tidak bisa diakses.
"Sejak 15 Oktober aktivitas kripto terhenti. Alasan perusahaan MarkAI yang diwakili PT Teknologi Investasi Indonesia, penghentian itu dilakukan untuk menghindari aliran dana masuk dari suntown forex ke MarkAI sehingga distop proses transaksi," kata Duta di usai melaporkan MarkAI di Polda Metro Jaya, Rabu (20/10/2021).
Pihak MarkAI sempat berjanji akan mengaktifkan kembali prosss trading dan transaksi pada 18 Oktober 2021.
Baca juga: Pengacara Terduga Korban Penipuan Tuding Olivia Nathania Masih Cari Mangsa hingga Awal Oktober
Namun, baik aplikasi dan website tersebut malah tak dapat diakses dan menghilang di dunia maya.
Hal ini pun membuat seluruh member resah dengan dana yang sudah dihimpun hingga mikiaran ruoiah. Hampir sepekab para member juga tak menerima kejelasan dari pihak MarkAI.
Duta menjelaskan, berdasarkan grup trading yang dinaunginya sendiri ada sekira 500 orang yang tertipu dengan MarkAI. Total kerugiannya ditaksir mencapai Rp500 juta sampai Rp1 Miliar.
Sementara dana segar Duta yang masih mengendap di aplikasi MarkAI sekitar 4.000 dollar AS atau setara dengan Rp 62 juta.
"Saya oegang member 52 orang tapi hirarki ada level 1, 2 dan 3. Level 1 di saya 52 orang dan level di bawah saya ada 400 orang. Jadi total ada 500 orang di grup saya," jelas Duta.
Duta membeberkan, diperkirakan MarkAI mempunyai member 400 ribu member. Sehingga Duta menduga ada sekitar 400 ribu member tertipu dari aplikasi trading Kripto yang diketahui bodong.
Aplikasi MarkAI sendiri memiliki website web.mark666.com yang tak dapat diakses hingga saat ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.