Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sopir Ambulans Kesal Tak Bisa Bawa Jenazah ke Pemulasaran, Pemilik Bengkel Motor Ketiban Rezeki

Karena banjir rob, Diding tak bisa membantu membawa dua orang yang meninggal di kawasannya menggunakan ambulans ke pemulasaran.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sopir Ambulans Kesal Tak Bisa Bawa Jenazah ke Pemulasaran, Pemilik Bengkel Motor Ketiban Rezeki
TRIBUNNEWS/Vincentius Jyestha
Anak-anak bermain di genangan banjir rob di Jalan Kerapu I Muara Angke, Jakarta, Rabu (8/12/2021). Banjir rob masih menggenangi pesisir utara Jakarta dengan ketinggian 30 cm. TRIBUNNEWS/Vincentius Jyestha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Air warna cokelat masih menggenangi kawasan Kampung Kerapu, Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (8/12/2021).

Banyak barang yang tergenang pada air setinggi lutut orang dewasa itu. Mulai dari botol plastik, sampah, kardus, sandal, hingga plastik kresek.

Tak jarang dijumpai bangkai dari kecoa yang terapung di beberapa sudut jalan.

Terpantau beberapa warga melintas di genangan air itu dengan menjinjing sepatu mereka. Lainnya bahkan berjalan tanpa alas kaki.

Pandangan yang kentara adalah mereka menggunakan celana pendek atau menekuk celana mereka hingga setinggi lutut.

Suara anak kecil yang tengah bermain air kiriman banjir rob ini menjadi pelepas kesunyian di tengah panas terik matahari.

Senyum tak bisa hilang dari raut wajah anak-anak tersebut.

Berita Rekomendasi

Beberapa di antaranya saling berlomba berenang, yang lain berusaha menghempaskan air ke wajah temannya dengan maksud bersenda gurau.

Anak-anak bermain di genangan banjir rob di Jalan Kerapu I Muara Angke, Jakarta, Rabu (8/12/2021). Banjir rob masih menggenangi pesisir utara Jakarta dengan ketinggian 30 cm. TRIBUNNEWS/Vincentius Jyestha
Anak-anak bermain di genangan banjir rob di Jalan Kerapu I Muara Angke, Jakarta, Rabu (8/12/2021). Banjir rob masih menggenangi pesisir utara Jakarta dengan ketinggian 30 cm. TRIBUNNEWS/Vincentius Jyestha (TRIBUNNEWS/Vincentius Jyestha)

Kepolosan mereka bermain dalam air yang bercampur tanah itu tak sejalan dengan gerak gerik seorang pria bernama Diding.

Mata Diding bergerak kesana kemari mengawasi sudut-sudut kampungnya, melihat apakah air sudah surut dan mengawasi apakah ada kabel listrik yang menjuntai ke air.

"Saya itu takut kalau ada listrik yang masuk ke air, kan bisa kesetrum nanti. Anak-anak kecil kan nggak tahu itu apa, mereka tahunya senang saja. Jadi saya pantau-pantau," kata Diding, Rabu (8/12/2021).

Tugasnya sebagai seorang driver ambulans di Masjid At Taufiqul Mubarok--masjid di tengah Kampung Kerapu--membuatnya merasa memiliki kewajiban untuk selalu memastikan keselamatan warganya.

Diding mengaku kesal dengan banjir rob yang melanda kawasan tempatnya tinggal.

Sebab aktivitas masyarakat menjadi tersendat, tak semua orang bisa bekerja karena air masih menggenang tinggi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas