Rampung Pekan Ini, JPO Kapal Pinisi di Karet Sudirman Segera Dibuka untuk Umum
Revitalisasi jembatan penyeberangan orang (JPO) Kapal Pinisi di Karet Sudirman sudah mencapai progres 98 persen.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Revitalisasi jembatan penyeberangan orang (JPO) Kapal Pinisi di Karet Sudirman sudah mencapai progres 98 persen.
Saat ini tinggal dilakukan tahap finalisasi antara lain, merapikan railing jembatan dan lantai conwood anjungan, pemasangan lampu RGB serta sensor beban.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho mengatakan JPO berkonsep kekinian itu akan jadi salah satu jembatan penyeberangan terbaik di ibu kota.
Pasalnya JPO Karet Sudirman ini satu-satunya yang bisa dilintasi sepeda.
"Sudah 98 persen, dua persennya tinggal finishing saja. Dilengkapi dengan anjungan dan lift ekstra besar, JPO dengan konsep kapal pinisi ini bakal ikonik dan viral. Bisa dikatakan JPO terbaik di Jakarta karena satu-satunya JPO yang bisa dilintasi sepeda," kata Hari dalam keterangannya, Selasa (21/12/2021).
Hari menyebut revitalisasi JPO akan rampung pada minggu ini, dan bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat umum, sekaligus bagi yang ingin menikmati suasana natal dan tahun baru dari atas JPO.
Baca juga: Gubernur Anies Bikin JPO Kekinian di Sudirman, Bakal Jadi Ikon Jakarta, Dilengkapi Jalur Sepeda
"Diprediksi bisa selesai minggu ini dan bisa langsung dimanfaatkan masyarakat umum sekaligus menikmati suasana Nataru," ungkap dia.
JPO Kapal Pinisi ini nantinya dilengkapi sensor beban pada bagian anjungan. Sensor akan berbunyi ketika ditempati pengunjung yang melebihi kapasitas.
Pemasangan sensor beban ini bertujuan menjamin keselamatan dan keamanan serta kenyamanan para pengunjung yang mau menikmati suasana Jakarta dari atas JPO.
Pemprov DKI berharap JPO berkonsep Kapal Pinisi dapat membantu warga mengenal lagi sejarah Kota Jakarta yang bermula dari Pelabuhan Sunda Kepala di utara Jakarta.
Kapal Pinisi yang bersandar di pelabuhan tertua tersebut yang sampai sekarang seakan jadi saksi bisu perjalanan panjang Jakarta.
"Di anjungan JPO itu kalau lebih dari 50 orang sensornya akan berbunyi. Kalau sudah bunyi turun dulu gantian. Ini demi keamanan pengunjung maupun pengguna JPO lainnya," ucap Hari.